Sejarah Indonesia

Ketika Pasukan Belanda Kelimpungan Hadapi Operasi Penerjunan Paskhas dan Kopassus di Irian Barat

Kopassus TNI AD dan Paskhas TNI AU pernah bahu membahu bekerjasama di medan pertempuran.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pasukan Khusus Terjun Payung 

TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus TNI AD dan Paskhas TNI AU pernah bahu membahu bekerjasama di medan pertempuran.

Satu diantara kolaborasi dua pasukan elite tersebut saat pertempuran dalam operasi Trikora di Irian Barat.

Dua pasukan elit TNI tersebut diturunkan untuk bertempur melawan Belanda di medan berat hutan belantara Irian Barat pada Operasi Trikora.

Operasi militer Indonesia untuk mengusir Belanda dari wilayah Irian Barat.

“Anak-anak, jangan lupa Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.”

Nasehat ini disampaikan Panglima Mandala Mayjen TNI Soeharto pada malam keberangkatan pasukan setelah menginap beberapa malam di Ambon.

Dalam penerjunan itu, KU I Sahudi bertindak sebagai komandan regu, yang salah satu anak buahnya adalah Godipun.

Baca: Terbongkar, Begini Penampakan Asli Sel Setya Novanto di Lapas Sukamiskin

Baca: Pisau Komando Mengerikan ini Jadi Identitas Kopassus, Pasukan Khusus Indonesia yang Ditakuti Dunia

Baca: Berawal dari Proyek Singlelillah, Anisa Rahma dan Anandito Akhirnya Menikah

Sesuai surat yang ditandatangani Panglima Mandala pada 11 April 1962, telah dikeluarkan Perintah Operasi penerjunan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) yang sekarang menjadi Paskhas dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) yang saat ini dikenal dengan nama Kopassus.

Kedua pasukan digabung di bawah satu komando untuk penerjunan pada 26 April di sebuah dropping zone di wilayah Fak-Fak dan Kaimana.

Penerjunan ini merupakan infiltrasi udara pertama yang akan dilakukan tentara Indonesia di wilayah Irian Barat.

Penerjunan ini dalam rangka Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Penerjunan udara TNI
Penerjunan udara TNI

Pada saat Operasi Banteng Ketaton dilaksanakan menggunakan enam pesawat Dakota.

Pada pagi hari itu juga 26 April, diterbangkan pembom B-25 Mitchel dan dua pemburu P-51 Mustang sebagai pengawal.

Seperti ditulis di buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat (2014), penerbangan ini dilakukan untuk memantau keamanan jalur penerbangan sekaligus penipuan (deception flight).

Belanda tidak menduga Indonesia mampu melakukan infiltrasi melalui udara.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved