Saat Pasukan Kopassus TNI AD Nyaman Bertempur dengan Kaos Oblong dan Celana Jeans

Pasalnya, seorang pasukan TNI yang akrab dengan baju loreng serta tampilan sangar itu berubah di grup Kopassus dalam cerita ini.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah perjuangan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) satu ini sangat unik.

Pasalnya, seorang pasukan TNI yang akrab dengan baju loreng serta tampilan sangar itu berubah di grup Kopassus dalam cerita ini.

Ya, kisah bermula dari pertempuran pasukan Kopassus di Timor Timur menjadi satu diantara kisah heroik pasukan TNI dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.

Pasukan Kopassus ini diterjunkan pertama kali ke lokasi pertempuran sebelum pasukan lain datang.

Sebagai pasukan perintis, Kopassus melancarkan berbagai aksi tempur dan intelejen.

Kekuatan militer di suatu negara jika akan melancarkan operasi tempur ke salah satu target umumnya terlebih dahulu mengirim pasukan intelijen.

Tujuan pasukan intelijen yang masuk ke daerah musuh secara diam-diam itu adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai kekuatan tempur lawan.

Target lainnya yang diintai adalah wilayah yang akan menjadi operasi pendaratan pasukan baik dari laut maupun udara.

Baca: Kopassus Meraja di Operasi Dwikora, Binkin Pontang Panting 4 Pasukan Elit dari 4 Negara Kabur

Baca: Fenomena Mendunia, Fintech Lebih Percaya Memberikan Pinjaman kepada Perempuan

Mereka juga berusaha membangun kontak dengan kelompok-kelompok perlawanan setempat.

Ketika militer Indonesia (ABRI) berencana akan melakukan operasi militer ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) demi mendukung rakyat yang mau berintegrasi dengan RI, langkah awal yang ditempuh adalah melancarkan operasi intelijen terlebih dahulu.

Demi melancarkan operasi intelijen itu, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) mendirikan semacam markas (safe house) di Motaain, Belu, NTT.

Markas tersebut berfungsi untuk membentuk jaringan dengan kelompok-kelompok pro integrasi yang ada di Tim-Tim.

Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur
Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur 

Petinggi Bakin yang mengendalikan operasi intelijen di Motaain adalah Ketua G-1/Intelijen Hankam, Mayjen Benny Moerdani.

Sebagai tokoh intelijen yang dikenal agresif, meskipun belum ada kepastian kapan operasi militer terbuka oleh ABRI dilaksanakan, Mayjen Benny diam-diam telah menyusupkan personel intelijennya.

Para personel intelijen yang akan bertugas secara sangat rahasia itu dipimpin oleh Kolonel Inf Dading Kalbuadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved