Cari Gara-gara! Kelompok Perompak Abu Sayyaf Mesti Berurusan dengan Denjaka & Kopassus
Nah, untuk meladeni kejahatan peraian perompak asing, ternyata dua pasukan elit dari TNI pernah mengurusi perompak
TRIBUNJAMBI.COM - Buat geram dan menjadi headline berita di Indonesia, Warga Negara Indonesia (WNI) disandera oleh perompak kejam asal Filipina.
Ya, berbicara perompak merupakan kelompok yang selalu meresahkan negara mana pun bila sedang beraksi.
Pasalnya, setiap melakukan aksinya, setidaknya warga negara sendiri menjadi korban, bahkan bisa hilang nyawa bila permintaannya tidak dipenuhi.
Baca: Saat Paramiliter Hizbullah Segan Berurusan dengan Kopassus saat Kejar Tentara Spanyol di Lebanon
Baca: VIDEO: Karena Ilmu ini, Kopassus Dicurigai Jenderal AS di Pentagon Gunakan Sihir yang Mengerikan
Indonesia sudah sering berurusan dengan perompak dari dalam dan luar negeri.
Untuk dalam negeri, Kopaska sudah pernah melumpuhkan Gerekan Aceh Merdeka (GAM) yang menyandera Kapal Pengawet Ikan di peraian Aceh.
Nah, untuk meladeni kejahatan peraian perompak asing, ternyata dua pasukan elit dari TNI pernah mengurusi perompak asal Filipina, dari kelompok Abu Sayyaf.
Ya, kisah perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di beberapa wilayah yang dimasuki para musuh selalu menuai hail baik yang membanggakan negara.
Seperti kisah pasukan khusus TNI AL dan AD saat menyelamatkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap oleh perompak di perairan Indonesia dan negara tetangga.
Pasukan Khusus TNI siap dikerahkan untuk membantu membebaskan 10 WNI yang disandera oleh perompak kelompok Abu Sayyaf yang bermarkas di Filipina.


"Kami siapkan saja personelnya. Setiap waktu diminta kami sudah siap," kata Kapten Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letkol Inf Joko Tri Hadimantoyo kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Ia mengaku belum ada perintah agar Kopassus melakukan operasi pembebasan sandera karena hal itu merupakan kewenangan pemerintah.
"Itu kan kewenangan pemerintah. Kalau ada peristiwa seperti itu, memang biasanya sudah ditunjuk orang-orangnya. Kami pun bersiap," kata Joko.
Baca: Dua Unit Eskavator Bantuan Pemerintah Pusat Untuk Petani di Nipah Panjang dan Rantau Rasau
Baca: Gubernur Nonaktif Jambi Zumi Zola Didakwa Gratifikasi Rp 40 M, 177.000 Dollar AS & 1 Unit Alphard
Tak hanya Kopassus, melainkan TNI Angkatan Laut mengaku siap diterjunkan manakala diminta untuk membantu agar proses pembebasan penyanderaan bisa dilakukan.
"Saat ini kami menunggu jalur diplomatik dulu. Tapi yang jelas TNI, khususnya TNI AL, kalau diminta bantu kami sudah siap. TNI AL selalu menggelar patroli di wilyah yuridiksi, meskipun tidak ada masalah," kata Kadispenal Kolonel Laut (P) Edi Sucipto.
TNI AL masih menunggu perintah dari Panglima TNI yang saat itu masih dijabat oleh Jenderal Gatot Nurmantyo, termasuk apakah Denjaka yang akan diturunkan jika memang diperlukan.