Berguru ke Jerman, Inilah Kemampuan Mengerikan Sat 81 Gultor, Pasukan Rahasia Kopassus Hadapi Teror
Kopassus masih memiliki pasukan antiteror yang dikenal sebagai Satuan Penanggulan Teror (Gultor) 81
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menjadi satu diantara pasukan yang disegani.
Kemampuan dan keterampilan bertempur satu diantara tentara elite TNI AD ini bikin musuh bergidik mendengarnya.
Namun tahukah Anda pasukan khusus ini ternyata mempunyai unit yang lebih khusus yang diisi para prajurit terbaik Kopassus.
Misi yang dijalankan juga tak main-main, penuh risiko dan bertaruh nyawa.
Sebagai pasukan khusus TNI AD yang sangat terlatih, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memang penuh rahasia.
Baik dari segi latihan dan operasi tempurnya, sepak terjang Kopassus memang sangat dirahasiakan.
Baca: Kisah Prajurit Kopassus Berambut Gondrong Warna-warni, Pesta Pora di Tengah Sengitnya Pertempuran
Sebagai gambaran, seorang wanita yang bersuamikan seorang prajurit Kopassus sudah sangat biasa ditinggal pergi suaminya tanpa memberitahukan jenis apa tugasnya dan juga lokasinya.
Kadang para prajurit Kopassus sendiri baru diberi tahu jenis dan lokasi misi tempurnya saat berada di pesawat terbang atau kapal laut yang mengangkutnya.
Tapi Kopassus masih memiliki pasukan antiteror yang dikenal sebagai Satuan Penanggulan Teror (Gultor) 81 yang baik misi tempur maupun misinya, bahkan para personelnya juga sangat dirahasiakan.
Hanya saja untuk ukuran Indonesia, Sat-81 meski sangat rahasia dan berada di bawah Kopassus TNI AD telah menjadi kiblat pasukan khusus lokal.
Mulai soal latihan, kemampuan, perlengkapan hingga persejataan, dan teknik operasi-operasi senyapnya.
Dari sejarahnya keputusan mendirikan Gultor tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 GA 206 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981.
Soal pembebasan Woyla ini, sejumlah literatur menyebutkan bahwa kesuksesan operasi melibatkan four-man squad Delta Force, AS.
Baca: Kisah Tim Intel Khusus Kopassus Nanggala yang Gunakan Susi, Tuti, Umi dalam Operasinya
Namun seberapa jauh peran Delta atau apakah memang ada pembagian tugas antara Delta dan tim Kopassus, masih perlu penjelasan dari otoritas terkait.
Dalam buku Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan (1993), disebutkan bahwa Benny memang mengajukan pinjaman flak jacket kepada CIA.