Omset Pegadaian Tanjabtim Naik Rp 200 Juta, Pasca Lebaran Warga Ramai Gadaikan Emas

Pasca lebaran Idul Fitri, warga Tanjung Jabung Timur beramai-ramai mendatangi kantor pengadaian, guna menggadaikan emas milik mereka

Penulis: Zulkipli | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/ZULKIFLI AZIS
Suasana pegadaian Tanjabtim. Usai lebaran omset PT Pegadaian naik 5 persen atau sekitar Rp 200 juta 

Laporan Wartawan Tribun Jambi Zulkifli

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK – Pasca lebaran Idul Fitri, warga Tanjung Jabung Timur beramai-ramai mendatangi kantor pengadaian, guna menggadaikan emas milik mereka.

Ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan ekonomi serta untuk membeli perlengkapan sekolah anak menjadi alasan utama.

Alhasil, omset PT Pegadaian Unit Pelayanan Cabang Muarasabak, mengalami peningkatan sekitar lima persen dari sebelumnya.

Menurut Pimpinan PT Pegadaian Unit Pelayanan Muarasabak Tommy Z, transaksi gadai telah mengalami lonjakan sejak hari pertama operasi pada 21 Juni lalu.

Baca: Pesan Danrem 042/Gapu Kepada Anggota, Mari Kita Junjung Tinggi Netralitas TNI

Hingga saat ini peningkatan omset pegadaian meningkat lima persen lebih, atau sekitar Rp. 200 juta lebih.

“Sejak hari pertama kerja telah terjadi lonjakan transaksi, kenaikan omset hingga saat ini sekitar lima persen atau sekitar 200 juta lebih dibanding sebelumnya,” jelas Tommy.

Meski tidak mengetahui penyebab meningkatnya traksaksi gadai, namun menurut Tommy hal ini dikarenakan turunnya nilai jual emas sehingga masyarakat lebih memilih menggadai emas ketimbang menjualnya.

“Kalau mau lebaran kemarin, warga memang lebih cenderung menjual emas. Tapi karena sekarang harga emas turun, jadi warga memilih menggadai ketimbang menjual emas,” kata Tommy.

Baca: Ternak Warga di Bukit Kerman Diduga Diterkam Harimau, Warga Temukan Benda Ini di Kawat Berduri

Sementara itu menurut seorang warga Halijah, ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Parit Culum I Kecamatan Muarasabak Barat. Dirinya mengaku terpaksa menggadaikan emasnya, untuk keperluan anaknya yang akan masuk Sekola Menengah Kejuruan (SMK).

“Kalau untuk keperluan hari-hari dak pula lah, untuk anak masuk sekolah ni yang pening mikirnyo,banyak nian keperluannya,” kata Halijah sembari tertawa.

Ketika ditanya alasannya lebih memilih menggadai emas ketimbang menjualnya, Halijah mengatakan uang diperlukan hanya sekedar untuk keperluan anak sekolah saja. Terlebih jika menggadai, suatu saat emas tersebut dapat ditebusnya kembali.

“Kalau dijual berat rasonya, belum tentu nanti terbeli lagi,” tandasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved