Apa Hebatnya Pasukan Gurkha? Pasukan Khusus yang Jaga Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un
Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un akan segera berlangsung.
TRIBUNJAMBI.COM - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un akan segera berlangsung.
Singapura terpilih sebagai tuan rumah pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un.
Untuk mengamankan hajatan yang digelar pekan depan otoritas Singapura meminta bantuan Resimen Gurkha, pasukan legendaris dari Pegunungan Nepal.
Baca: Harga Tiket Piala Dunia 2018 Rusia Setara Motor Metik, Fifa Bikin Ada 4 Kategori
Baca: Bakti Sosial ke Panti Asuhan Kepedulian Persatuan Wanita Mandiri dan Persatuan Ibu-Ibu Puri Mayang
Baca: Ngeri! Menang 25-0, Timnas Inggris Tak Jumawa! Terus Asah Kemampuan Jelang Piala Dunia
Saat ini keberadaan pasukan Gurkha sudah mulai terlihat di sejumlah titik-titik penting di Singapura.
Mereka mengenakan rompi antipeluru, menenteng senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia, dan pistol di sarung kaki.

Meski begitu, sebilah pisau kukri tetap selalu mereka bawa. Orang Gurkha tak pernah meninggalkan kukri.
Menurut kebiasaan, setiap kukri terhunus harus ada darah yang tumpah.

"Mereka adalah salah satu yang terbaik yang bisa ditawarkan Singapura," kata Tim Huxley, pakar International Institute for Strategic Studies (IISS) seperti dilansir ABC News.
Ya, resimen Gurkha namanya memang begitu legendaris. Mereka dikenal sebagai yang paling berani di antara para pemberani, terganas dari yang terganas.
Baca: Fans Patut Tahu! Barcelona Jadi Satu-satunya Tim yang Punya Wakil di Setiap Grup Piala Dunia 2018
Lebih baik mati daripada jadi pengecut
Gurkha berasal dari wilayah pegunungan Gorkha, salah satu dari 75 distrik Nepal modern. Nama itu juga dipakai oleh sebuah kerajaan pada abad ke-18.
Kerajaan tersebut berperang melawan Inggris Namun tentara Inggris tak pernah bisa mengalahkan mereka.
Pepatah klasik berkata, "Jika dia tak bisa kamu kalahkan, rangkullah sebagai kawan."
Setelah dua tahun berperang tak kunjung menang, pada 1815 Inggris berbalik arah dengan merekrut orang Gurkha sebagai tentara yang melayani kepentingan mereka.

Baca: Tak Banyak Diketahui, Ini Bahaya Memisahkan Kuning Telur dengan Cangkang