Senyum Terakhir Razan Najjar Kepada Sang Ibu Sebelum Gugur, 'Dia Terbang Seperti Burung di Depanku'
Razan Najjar seorang perawat Palestina tewas tertembus peluru tentara Israel saat sedang menyelamatkan para pendemo yang terluka
TRIBUNJAMBI.COM - Razan Najjar seorang perawat Palestina tewas tertembus peluru tentara Israel saat sedang menyelamatkan para pendemo yang terluka.
Razan yang baru berusia 21 tahun tersebut tertembak pada Jumat (1/6/2018).
Meski dalam tugas dan menggunakan seragam medis namun tentara Israel tetap saja menembakkan peluru tajam yang mengenai gadis ini.
Razan pun dimakamkan dan diiringi oleh puluhan ribu warga Palestina di Gaza.
Mereka menangisi gugurnya Razan yang tengah bertugas menyelamatkan nyawa orang lain itu.
Ibu Razan, Sabreen al-Najjar tak henti-hentinya meneteskan air mata saat mengingat terakhir kali dia melihat putrinya.
"Dia berdiri dan tersenyum kepada saya serta mengatakan akan menuju ke kerumunan pengunjuk rasa," kata wanita berusia 43 tahun tersebut seperti dilansir TribunSolo.com dari Al Jazeera.

Dikabarkan, putri Sabreen, Razan Ashraf Al Najjar (21), tewas setelah ditembak mati oleh tentara Israel pada Jumat (1/6/2018) malam.
Perawat muda asal Khuza'a, Jalur Gaza selatan, Palestina tersebut sebelumnya menjadi sukarelawan untuk membantu orang palestina yang ditembak oleh tentara Israel.
Namun, pengabdiannya harus berakhir pada Jumat (1/6/2018).
Sabreen pun terus meneteskan air mata saat menceritakan momen terakhir perpisahan dengan putrinya.
"Dalam sekejap mata dia keluar dari pintu."
"Saya berlari ke balkon untuk mengawasinya, namun dia telah berjalan hingga ujung jalan," kenang Sabreen saat ditemui Al-Jazeera di rumah duka pada Sabtu (2/6/2018).
"Dia terbang seperti burung di depanku," tambahnya.
Di tempat kejadian, saksi mengatakan bahwa Razan mendekati demonstran dengan mengenakan rompi medisnya.