Kesedihan Ibunda Razan Najjar: Kuharap Bisa Melihatnya Dalam Gaun Pengantin Putih, Bukan Kain Kafan
Sabreen al-Najjar menceritakan kembali kenangan saat terakhir kali dia melihat putrinya hidup.
TRIBUNJAMBI.COM -- Kepergian untuk selamanya Razan Al Najjar meninggalkan duka mendalam bagi sang ibu, Sabreen Al-Najjar.
Sabreen al-Najjar menceritakan kembali kenangan saat terakhir kali dia melihat putrinya hidup.
"Dia berdiri dan tersenyum kepada saya, mengatakan dia menuju ke protes," kata wanita berusia 43 tahun itu kepada Al Jazeera dari rumahnya di Khuza'a, Jalur Gaza selatan.
Protes itu adalah demonstrasi Jumat ke-10 yang diadakan oleh Palestina sejak 30 Maret dekat pagar dengan Israel dijuluki the Great March of Return.
Baca: Baju Putih Medis ini Jadi Saksi Bisu Detik-detik Kematian Razan Najjar, Sebelum dan Sesudah Ditembak
Baca: Mulai Senin 3 Juni Parpol Diminta Memasukkan Daftar Nama ke Aplikasi Calon Legislatif KPU
Putri Sabreen, Razan yang berusia 21 tahun, telah menjadi sukarelawan sebagai sukarelawan untuk membantu mereka yang ditembak oleh penembak jitu Israel.
"Dalam sekejap mata dia keluar dari pintu. Saya berlari ke balkon untuk mengawasinya di luar tetapi dia sudah berjalan ke ujung jalan," kata Sabreen, Sabtu, dikelilingi oleh kerabat, teman, hingga pasien putrinya pernah dirawat.

"Dia terbang seperti burung di depanku," ujarnya lagi sambil tak henti menahan tangis.
Ketika Sabreen berbicara lagi, kata-katanya memunculkan ratapan dari para wanita di sekitarnya.
"Kuharap aku bisa melihatnya dalam gaun pengantin putihnya, bukan kain kafannya," katanya.
Baca: Dua Hari Tak Ada Kabar, Akhirnya Nelayan Tanjabtim yang Hilang Saat Melaut Ditemukan Meninggal
Baca: Nasib Tragis Razan Najjar, Diterjang Peluru Tentara Israel di Jalur Gaza Saat Tolong Demonstran
Di tempat protes di Khuza'a, saksi mengatakan bahwa Razan mendekati pagar pembatas pada hari Jumat (1/6/2018).
Ia mengangkat kedua lengannya untuk menunjukkan kepada tentara Israel yang 100 meter jauhnya bahwa dia tidak menimbulkan ancaman.
Ia hanya seorang paramedis, terlihat dari rompi medis yang dikenakannya.
Niat Razan ini hanya untuk mengevakuasi seorang pengunjuk rasa yang terluka berbaring di sisi lain pagar.
Pengunjuk rasa ini berhasil menembus pagar pembatas usai memotong lubang di pagar tersebut.
Baca: Pergi Melaut Sejak Jumat, Warga Hanya Temukan Bangkai Pompong Nelayan di Tanjabtim Ini
Namun nahas, ketika Razan maju hendak menyelamatkan korban, ia ditembak di dadanya dengan peluru tajam.