Tepat Hari ini, Soeharto Mundur dari Kekuasaannya di Tanggal 21 Mei 1998, Berikut Kilas Baliknya

Runtuhnya Orde Baru dan juga diperingatinya sebagai momentum gerakan reformasi yang terjadi pada 20 tahun

Editor: Andreas Eko Prasetyo
WIkimedia/Creative Commons
Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Runtuhnya Orde Baru dan juga diperingatinya sebagai momentum gerakan reformasi yang terjadi pada 20 tahun ditandai dengan mundurnya Soeharto dari jabatan presiden RI.

Soeharto jatuh pada 21 Mei 1998, setelah mendapat desakan massa, terutama mahasiswa yang menginginkan pergantian kepemimpinan nasional.

Dalam pidato pengunduran dirinya, Soeharto mengakui bahwa dia menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie berdasarkan.

"aspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara."

Kondisi saat itu memang tidak menguntungkan Soeharto.

Baca: Cucu AA Gym Meninggal, Banjir Doa di Twitter Jadi Simpanan Abadi dan Sumber Pahala Orangtuanya

Tuntutan reformasi masyarakat yang diwakili melalui aksi mahasiswa, mencapai puncaknya saat mahasiswa menguasai gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998.

Setelah mahasiswa menguasai DPR/MPR, pimpinan DPR/MPR yang diketuai Harmoko kemudian meminta Soeharto untuk mundur.

Ini tentu saja sebuah ironi, mengingat Harmoko yang merupakan Ketua Umum Golkar adalah orang yang bertanggung jawab dalam pencalonan kembali Soeharto.

Setelah menang Pemilu 1997, Golkar juga yang menjadi pelopor dalam mengusung Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya dalam masa bakti 1998-2003.

Baca: Mencekam! Senin Dini Hari Gunung Merapi Kembali Muntahkan Abu Vulkanik di Lereng Barat Merapi

Namun, dilansir dari dokumentasi Kompas, bukan pernyataan Harmoko yang membuat Soeharto semakin terpojokkan.

Puncak kegalauan Jenderal yang Tersenyum itu terjadi pada Rabu malam, 20 Mei 1998.

Ada apa pada 20 Mei 1998?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada baiknya kita menelusuri kembali aktivitas Soeharto sejak pernyataan Harmoko itu diucapkan.

Penelusuran ini berdasarkan dokumentasi Kompas terbitan 27 Mei 1998.

Baca: Begini Kondisi Gitaris Slank Abdee Negara di Singapura, Mengejutkan

Pernyataan Harmoko pada 18 Mei 1998 itu tentu saja mendapat penentangan sejumlah pihak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved