Ajak Anak Istri Untuk Lakukan Bom Bunuh Diri di Surabaya, Ini Pesan 'Tersembunyi' Dita
Indonesia masih berduka sampai hari ini atas aksi kejam teror bom bunuh diri di Surabaya beberapa hari ini.
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia masih berduka sampai hari ini atas aksi kejam teror bom bunuh diri di Surabaya beberapa hari ini.
Hingga saat ini dilaporkan sudah ada tiga gereja, rusun Sidoarjo dan Polrestabes Surabaya yang menjadi korban ledakan bom.
Puluhan nyawa tak berdosa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
Baca: Diduga Milik Anak Dita Pelaku Bom Surabaya, Akun Facebook Ini Dibanjiri Komentar Pedas Netizen
Dari penyelidikan polisi, diketahui pelaku bom bunuh diri di ketiga gereja berasal dari satu keluarga yang sama, yang terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak.
Sang ayah, Dita Oeprianto diketahui merupakan pimpinan Jamaah Ansarut Daulah di Surabaya. JAD berafiliasi dengan organisasi teroris global Islamic State (IS).
Tapi mengapa harus di Surabaya dan mengapa harus ada anak-anak yang dipaksa ikut menjadi pelaku.
Seperti AIS bocah 8 tahun yang diselamatkan Tuhan usai orangtuanya meledakkan diri di depan gerbang Polrestabes Surabaya.
Baca: Ustaz Abdul Somad Dikritik Soal Ceramah, Kata Ustaz Khalid Basalamah Soal Bom Bunuh Diri
Ternyata, ada pesan tersembunyi di balik semua kejadian mengerikan beberapa hari ini. Teror bom bunuh diri didalangi oleh organisasi yang terlatih.
Selama ini mereka tidur dan menunggu momen untuk mengacau.
Dilansir Sripoku.com dari Tribunnews Bogor, rupanya ada pesan tersirat yang dilakukan 'pengantin' alias pelaku bom bunuh diri.
Namun, pesan rahasia ini tak banyak yang tahu.
Insiden ledakan bom yang bukan hanya sekali itu dan terjadi disejumlah tempat tersebut diketahui 18 jiwa melayang dalam insiden ledakan bom yang terjadi di tiga gerja di Surabaya Jawa Timur.
Baca: Aneh Banget! Ini 3 Hal Tentang Keluarga Tri Murtiono Pelaku Bom Polrestabes Surabaya
Ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Pelaku pengemboman di tiga gereja yang ada di Surabaya, Jawa Timur adalah berasal dari satu keluarga.
Dalam aksi bom bunuh diri itu melibatkan seorang wanita dan empat orang anak.