Diduga Bom Meledak Pukul 07.00, Bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela
Ada seorang tergeletak di depan pagar gereja. Diperkirakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela itu terjadi sekira pukul 07.00.
TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Bom meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Surabaya, Minggu (8/4/2018) oagi.
Sampai saat ini belum diketahui kronologi peristiwa itu? Belum diketahui berapa korban bom.
Informasi yang beredar, ada seorang tergeletak di depan pagar gereja. Diperkirakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela itu terjadi sekira pukul 07.00.
Di situs wikipedia dituliskan, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela adalah sebuah gereja yang berada di dalam Keuskupan Surabaya. Gereja ini berada di Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Surabaya, sehingga juga dikenal dengan nama Paroki Ngagel.
Awal berdirinya Paroki Santa Maria Tak Bernoda (SMTB) pada 1958.
Baca: Misteri Hilangnya Agatha Christie, Penulis Novel Detektif Selama 11 Hari
Baca: BREAKING NEWS Bom Bunuh Diri Gereja Santa Maria Tak Bercela Pagi Ini
Baca: Donald Trump Ngotot Ingin 3 Warga AS Ini Dibebaskan Kim Jong-un, Siapakah Mereka?
Sebelumnya, pada 1950-an, daerah Ngagel, Surabaya dan sekitarnya sebagian besar masih merupakan persawahan dan ladang. Saat sebagian wilayah mulai dipasang kapling perumahan, Keuskupan Surabaya membeli beberapa kapling tanah untuk mempersiapkan pendirian gedung gereja beserta rumah pasturan dan gedung sekolah dimasa mendatang.
Saat itu, pembangunan perumahan terganggu oleh aktivitas ratusan keluarga yang mendirikan rumah secara liar, termasuk di atas lahan yang telah dibeli Keuskupan Surabaya. Akan tetapi pembangunan perumahan resmi akhirnya dapat berjalan dengan baik.
Saat umat Katolik di Ngagel bertambah, Keuskupan Surabaya merasa perlu meningkatkan pelayanan dan pembinaan iman Katolik di Ngagel. Keuskupan menyediakan sebuah rumah biasa di Jalan Ngagel Jaya Tengah VI / 17 untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah kebaktian darurat. Rumah tersebut diresmikan dan diberkati pada 5 Nopember 1967.
Tugas pelayanan dan pembinaan pertama kali dipercayakan kepada Pastur M. Van Driel CM, kemudian terakhir dipercayakan kepada Pastur H.A. Massen CM yang dipindahkan dari Blitar ke Surabaya.
Setelah perkembangan jumlah umat mulai banyak, dirasakan perlunya membangun rumah ibadah yang lebih besar. Pada 9 April 1968 dimulai penggalian fondasi di atas tanah kosong yang telah tersedia.
Pada 8 Desember 1968, bertepatan dengan pesta nama “Santa Maria Tak Bercela”, gereja baru yang merupakan sebagian dari bangunan SDK Santa Clara di Jalan Ngagel Madya Nomor 1 Surabaya, diberkati oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM selaku Uskup Surabaya masa itu.
Bersamaan dengan pembangunan Gereja SMTB, gedung TK dan SD juga mulai dibangun yang kepengurusannya diserahkan kepada para suster dari Kongregasi Missonaris Claris sehingga menjadi dikenal dengan sekolah “Santa Clara”.
Gereja tersebut masih bersifat sementara dengan status Stasi dari Paroki Darmo dan mempunyai daya tampung sekitar 350 umat. Karena belum ada rumah pasturan, Pastur H.A. Massen CM masih tinggal di Pasturan Paroki Darmo. Saat itu, ia juga merangkap bertugas di Stasi Sidoarjo.
Baca: 4 Napi yang Berhasil Kabur dari Nusakambangan, Ada yang Belum Tertangkap Karena Pakai Jimat
Baca: VIDEO: Senandung dari FourTwnty Bius Penggemar Musik Genre Folk di Jambi