Konflik Tanah di Tanjabbar
Panas Terik Membakar, Peserta Aksi Tetap Bertahan, Menunggu Tuntutan Dikabulkan
Ribuan massa memadati sekitaran Kantor Gubernur Jambi sejak Rabu (9/5/18) pagi.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Mareza Sutan A J
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ribuan massa memadati sekitaran Kantor Gubernur Jambi sejak Rabu (9/5/18) pagi.
Mereka menuntut tindakan pemerintah dalam menyelesaikan masalah tanah di Tanjung Jabung Barat.
Mereka berasal dari KPA Jambi, beserta Serikat Petani Bersatu Tanjung Jabung Barat (SPB-Tanjab Barat), Serikat Tani Tebo (STT), Persatuan Petani Jambi (PPJ), dan Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND).
Hingga tengah hari, mereka masih bertahan di gedung Kantor Gubernur Jambi.
"Kita tidak akan pulang sebelum tuntutan kita diterima," teriak orator dari atas sebuah mobil bak.
Hal tersebut pun dibenarkan satu di antara peserta aksi, Buhori. Dia mengatakan, besar harapannya agar pemerintah Provinsi Jambi dapat menegakkan keadilan bagi masyarakatnya.
Dia menyampaikan, bahwa tanah warga di lima desa telah direbut. Kelima desa tersebut, antara lain Desa Sungai Rotan, Lampisi, Tanah Tumbuh, Cinta Damai, dan Sungai Paur. Hal tersebut menyebabkan konflik agraria.
"Konfliknya itu sudah sekitar dua tahun belakangan inilah. Itu tanah petani yang garap, sudah jadi, tiba-tiba diambil," jelasnya.
Penyampaian aspirasi ini disambut Sekda Provinsi Jambi, M Dianto. Sementara itu, para peserta aksi masih menunggu keputusan. (cre)