5 Potret Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja, Hingga Makan Tikus untuk Bertahan Hidup
Khmer Merah bergantung pada metode penyiksaan dan eksekusi yang kejam. Dilansir dari
TRIBUNJAMBI.COM - Pada tanggal 17 April 1975, pasukan Khmer Merah, yang dipimpin oleh Pol Pot, dengan penuh kemenangan memasuki ibu kota Kamboja, Phnom Penh.
Termotivasi oleh teori kemarahan kelas dan keinginan fanatik untuk menghapus sisa-sisa budaya perkotaan, Pol Pot melakukan genosida.
Khmer Merah bergantung pada metode penyiksaan dan eksekusi yang kejam.
Baca: Tercyduq - Diduga Ustaz Solmed Video Call dengan Seorang Wanita, Padahal Istri Hamil Besar
Dilansir dari ranker.com, berikut lima kengerian lainnya yang membikin bulu bergidik ngeri.
1. Semua adalah target pembunuhan, termasuk warga yang berkacamata dan memakai jam tangan
Dalam semangat pembasmian itu, sejumlah demografi masyarakat Kamboja ditargetkan.
Kelompok-kelompok tertentu , seperti etnis Cina dan Vietnam, Kristen Kamboja, dan Cham, sebuah sekte Muslim Kamboja, juga dibasmi.
Begitu juga orang-orang yang berkacamata, memakai jam tangan, dan berbicara dalam bahasa asing.
Atribut-atribut itu secara stereotip dikaitkan dengan intelektualisme dan pendidikan yang ingin dibasmi.
2. Pelarangan radio dan pemutaran musik
Karena cengkraman rezim terhadap masyarakat diperketat, radio dan musik dilarang.
Organisasi apa pun yang terdiri lebih dari tiga orang, dan mereka yang dicurigai menimbun makanan atau barang berharga akan dibunuh.
Baca: Foto Hitam Putih Ini Ungkap Mengerikannya Perang Korea, Korban Dimana-mana
Mereka yang tidak dibunuh oleh Khmer Merah dipaksa bekerja berjam-jam tanpa upah, dan diberikan sedikit makanan.