Patroli di Lokasi Munculnya Harimau, Tim KPHP Ungkap Penyebab Si Belang 'Menteror' Warga
Pasca konflik antara manusia dengan harimau di kawasan Renah Pametik, tim dari pihak terkait masih melakukan patroli.
Penulis: hendri dede | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI COM, KERINCI- Pasca konflik antara manusia dengan harimau di kawasan Renah Pametik, tim dari pihak terkait masih melakukan patroli.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) unit I Kerinci masih menggelar patroli rutin di daerah renah pemetik, terutama di Desa Lubuk Tabun, Kecamatan Siulak Mukai.
Patroli tersebut guna menyelesaikan konflik antar warga dengan harimau di kawasan hutan tersebut.
Hal ini didasarkan atas kejadian beberapa waktu belakangan ini, dimana kemunculan harimau terus meneror warga.
Bahkan binatang peliharaaan milik warga sempat jadi korban keganasan dari harimau yang meneror warga Desa Lubuk Tabun.
Baca: Kasus Pembunuhan Indri, Ditanya Hakim Saksi Joni Mengaku Hal Mengejutkan Ini
Kepala UPTD KPHP Unit I Kerinci, Neneng Susanti mengakui pihaknya menerima informasi akan adanya teror harimau yang berkeliaran di lahan perkebunan yang dekat dengan permukiman warga Lubuk Tabun beberapa waktu lalu.
Atas kejadian tersebut pihak UPTD KPHP Unit I Kerinci, bekerjasama dengan BBTNKS Kerinci, FFI serta instansi terkait turun kelokasi menggali informasi akan teror harimau tersebut.
"Kita sudah beberapa kali ke Lubuk Tabun, kita ingin tahu akan permasalahannya. Kita hadir bersama FFI, BBTNKS dan pihak lainnya," ungkapnya.
Dikatakannya, saat ini langkah yang dilakukan pihaknya masih tetap melaksanakan patroli rutin dilokasi tersebut, untuk mengantisipasi akan kedatangan maupun mssuknya harimau kelahan perkebunan milik warga bahkan sampai ke Permukiman milik warga Lubuk tabun.
"Patroli rutin terus kita laksanakan, kita juga meminta warga bisa segera melaporkan jika harimau masih masuk ke perkebunan," terangnya.
Baca: Jambret Salah Masuk ke Jalan Rusak di Kota Baru Usai Beraksi, Naas Ini yang Terjadi Padanya
Baca: Miris! Dijanjikan Diantar Pulang Usai Organ Tunggal, Remaja Putri Ini Malah Disetubuhi Enam Pria
Dijelaskannya, konflik Harimau dengan warga Lubuk Tabun itu terjadi tidak terlepas dari kerusakan ekosistem dan habitat dari Harimau dan tidak bisa menjadi tempat tinggal harimau.
Permasalahan ini dikarenakan semakin maraknya pembukaan lahan baru disekitar Renah Pametik.
