Ini Bahaya dari Cacing Parasit Dalam Sarden Kaleng yang Peredarannya Ditarik BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik 27 merk ikan kalengan atau Sarden Makarel dari pasaran setelah menunjukkan

Editor: Suci Rahayu PK
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik 27 merk ikan kalengan atau Sarden Makarel dari pasaran setelah menunjukkan hasil pengujian positif mengandung cacing parasit.

Cacing parasit yang ditemukan pada sarden ikan makarel adalah jenis cacing parasit Anisakis sp. yang merupakan anggota Anisakidae.

Cacing parasit Anisakis sp. yang ditemukan dalam makanan kaleng sarden ikan makarel dalam kondisi mati.

Seperti dilansir dari Tribunnews, Penny mengkonfirmasi ketika ditemui di Jakarta pada Kamis (29/3/2018) dan mengatakan, "Jadi temuan cacingnya dalam kondisi mati tapi setelah kita telusuri dan bagaimana nanti ada ahlinya yang jelaskan, efeknya tidak ada zat yang berbahaya."

Baca: Setya Novanto Dituntut 16 Tahun dan Denda Rp 1 Miliar, Ini Alasan Jaksa Beri Tuntutan Tinggi

Meski temuan cacing dalam kondisi mati, Penny menjelaskan bahwa ada efek samping bagi tubuh saat tidak sengaja mengonsumsi cacing parasit dari makanan olahan tersebut.

Terkait efek lain dari cacing parasit, Penny menjelaskan adanya alergi karena protein cacing itu menjadi alergen, aspek higienis ini tidak memenuhi syarat.

Anisakis sp. sendiri adalah cacing parasit yang hidup pada ikan dan mamalia laut, termasuk ikan makarel pada makanan kemasan sarden.

Anisakis sp. dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan anisakiasis.

Baca: VIDEO : BPOM Provinsi Jambi Tarik Sarden Mengandung Cacing Parasit di Beberapa Swalayan

Anisakiasis adalah infeksi akibat parasit pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi makanan laut mentah atau kurang matang yang mengandung larva nematoda Anisakis sp.

Menurut situs NCBI, kasus infeksi pertama yang diakibatkan oleh Anisakis sp. dilaporkan lebih dari 50 tahun yang lalu di Belanda oleh Van Thiel.

Dia mendeskripsikan adanya nematoda laut di pusat phlegmon usus eosinofilik dari seorang pasien yang menderita nyeri perut akut sebagai 'temuan yang sangat tidak biasa.'

Baca: 3.000 Wanita Tewas Ikuti Trend Pakaian Crinolinemania

Kemudian, nematoda tersebut diidentifikasi sebagai Anisakis sp.

Sejak itu, sebagian besar kasus anisakiasis telah dijelaskan oleh penulis Jepang, mencerminkan seringnya konsumsi ikan mentah di negara tersebut.

Namun, ada kasus yang terlihat di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan, dan daerah lain di dunia juga berisiko terkena anisakiasis karena makan ikan setengah matang.

Tanda dan gejala anisakiasis adalah nyeri perut, mual, muntah, distensi abdomen, diare, darah dan lendir dalam tinja, dan demam ringan.

Sedangkan reaksi alergi dengan ruam dan gatal juga bisa terjadi. (Intisari-Online.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved