Bakso Babi di Unja
Mahasiswi Unja Sharly Keluarkan Uang Hingga 10 Juta Untuk Lihat Kebenaran Bakso Babi
Beredarnya isu bakso berbahan dasar daging babi dengan penjual bakso di daerah sekitar Unja Mendalo berawal dari penelitian tesis
Penulis: Rohmayana | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rohmayana
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Beredarnya isu bakso berbahan dasar daging babi dengan penjual bakso di daerah sekitar Unja Mendalo berawal dari penelitian tesis yang sedang dilakukan Ratumas Sherly Dwijayanti mahasiswa S2 Umja Jurusan Produksi Ternak Fakultas ternak.
Menurutnya, dari penelitiannya ia hanya ingin mengetahui nilai gizi, kandungan lemak, serta kadar protein yang ada pada daging sapi dan daging kerbau.

Baca: Ranperda Pembentukan 2 Kecamatan di Sarolangun Disetujui Dewan
Untuk mengetahui beberapa kadar tersebut, dirinya harus melakukan pengujian hingga 30 kali percobaan. Namun hanya 12 kali yang dimasukkan sampel di laboratorium.
Anda tahu berapa biaya yang dikeluarkan Sherly saat uji sampel di laboratorium untuk menguji kadar flaksimat?
Setiap menguji sampel di laboratorium ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 847 Ribu, dikali 12 kali pengujian yakni sekitar Rp 10.164.000. Belum lagi ditambah percobaan membuat bakso hingga 30 kali.
"Dari hasil percobaan itulah saya melihat ada kejanggalan ketika membandingkan antara bakso ayam yang saya beli di sekitar Unja dengan bakso yang saya buat hingga 30 kali," katanya.
Baginya, ia hanya ingin meneliti kadar gizi yang ada pada bakso. Tetapi setelah melihat ada kejanggalan pada perbandingan bakso yang dibeli dan yang dibuat dirinya merasa ada yang tidak beres, baik itu dari segi warna bakso dan baunya.
"Dari keadaan inilah saya ingin mencoba uji laboratorium, melihat jenis daging yang digunakan," katanya.
Baca: Dari Dana Galangan, Nilis TKI yang Sakit Kronis Dipulangkan ke Kerinci
Baca: Bertemu Jokowi, Egy Maulana Mendapat Pesan Khusus dari Presiden. Ini Ungkapan Perasaan Egy
Ternyata dugaannya benar bahwa dari hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada dua pedagang bakso yang menggunakan daging B2.