Smartphone Android Kamu Boros Baterai, Ini Penyebabnya
Koneksi data yang terjadi di background ini juga disinyalir menjadi biang keladi baterai perangkat Android cepat sekali habis.
TRIBUNJAMBI.COM - Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS, mengungkap bahwa selama ini perangkat Android ternyata mengirim banyak data yang sebenarnya nggak penting.
Baca: Pernah Berfikir Bulu Kemaluan Cowok Bisa Tumbuh Lebat dan Cepat, ini Penyebabnya
Baca: Kecelakaan Maut, Sepasang Muda Mudi Tewas di Sarolangun, Gara-gara Truk Hendak Menyalip
Koneksi data yang terjadi di background ini juga disinyalir menjadi biang keladi baterai perangkat Android cepat sekali habis.
Para peneliti di MIT menyimpulkan bahwa data yang dikirim dan diterima secara sembunyi-sembunyi oleh sekitar 500 aplikasi populer di Android ternyata bukan data penting dan nggak ada hubungannya dengan fungsionalitas.
Sebagai contoh, aplikasi toko Walmart akan berkomunikasi dengan eBay manakala pengguna memindai suatu barcode produk tertentu. Nggak ada efeknya bagi pengguna jika koneksi antara aplikasi Walmart dan eBay tadi terputus.
Baca: Kecelakaan Maut, Sepasang Muda Mudi Tewas di Sarolangun, Gara-gara Truk Hendak Menyalip
Baca: Ada Dampak Bahaya Bagi Otak Manusia Bila Kurang Tidur
Dari 47 aplikasi yang dimodifikasi oleh peneliti MIT untuk membuktikan teorinya, 30 di antaranya berjalan normal. Sementara itu, sisanya hanya mengalami kendala minor, seperti iklan yang nggak muncul.
Namun, seperti dari Engadget, semua data yang dikirim oleh Android nggak juga semuanya merugikan, atau kendala tersebut hanya terjadi pada jenis smartphone Android tertentu.
Baca: Bisa Jadi Motivasi Kamu, 7 Seleb ini Dulunya Buncit dan Kurus Namun Kini Keren Demi Film
Baca: Digerebek, Delapan Orang Diamankan dari Pulau Pandan
Separuh dari data yang dikirim secara sembunyi-sembunyi itu adalah data terkait analitis, seperti crash dan laporan performa perangkat ke server Android, yang juga terjadi di platform iOS.
Contoh lain, beberapa data juga dibutuhkan agar aplikasi berjalan efektif, seperti menyimpan konten sehingga aplikasi tetap berjalan saat koneksi sedang offline.
Jika banyak pengembang membuat aplikasi mereka sering mengirim data yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan sistem, maka besar kemungkinan data pengguna berisiko tersebar.