Wow! Anak Para Ternyata Sekolah Anak Para Petinggi google dan iPhone Mengharamkan Gadget!

Namun justru banyak murid sekolah ini adalah anak-anak petinggi perusahaan gawai. Lulusannya pun tak mengecewakan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
hipsterhenry
Sekolah Waldorf melarang anak didiknya memakai gadget. 

TRIBUNJAMBI.COM - Alih-alih menggunakan tablet, sekolah ini malah menggunakan papan tulis lawas. Stylus diganti kapur tulis.

Namun justru banyak murid sekolah ini adalah anak-anak petinggi perusahaan gawai. Lulusannya pun tak mengecewakan. 

“Tak ada satu pun penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa komputer bisa membuat anak-anak pintar." 

"Pendidikan harus ditujukan sebagai proses anak-anak mengenal diri maupun dunianya secara bebas melalui metode-metode ilmiah,” kata Cathy Waheed, seorang guru di Waldorf School of the Peninsula, Amerika Serikat.

Baca: Gunung Sinabung Meletus Dahsyat, Warga Dengar Suara Gemuruh, Desa di Sekitar Tiba-tiba Gelap Gulita

Tak heran jika Cathy Waheed tak menggunakan perangkat digital saat mengajarkan matematika kepada anak-anak didiknya. Justru kembali ke masa-masa ketika orang menggunakan sabak saat belajar di kelas. 

Ya, Cathy memanfaatkan buah-buahan, kue, atau roti yang dipotong-potong. "Saya yakin dengan cara ini anak-anak bisa menguasai matematika secara mudah. Mengajarkan siswa menggunakan komputer tak akan membuat mereka lebih pintar,” kata Waheed.

Memanusiakan manusia

Sekolah Waldorf memang menarik perhatian karena ketika yang lain berlomba-lomba memasukkan perangkat digital ke ruang kelas mereka, Waldorf justru menampiknya. Padahal salah satu lokasi sekolah Waldorf yang mendidik anak-anak usia dini sampai kelas lima ada di Los Altos Kalifornia yang notabene adalah Lembah Silikon di AS.

Murid-murid sekolah ini pun bukan sembarangan. Beberapa dari mereka adalah anak-anak petinggi yang bekerja di perusahaan gawai atau portal internet seperti Google, Apple, E-bay, Yahoo!, dan Hewlett-Packard.

Baca: Ternyata Ini Dampak Bila Wanita Mengkonsumsi Viagra, Jangan Sampai Terkejut Ya!

Baca: VIDEO: Mahasiswa Unja Demo dan Sempat Bentrok, Tolak Sistem Parkir Berbayar

“Saya secara mendasar menolak gagasan bahwa kita membutuhkan bantuan teknologi digital di sekolah dasar,” kata Alan Eagle, executive communication Google. Atas pertimbangan itu Eagle menyekolahkan putrinya di Waldorf School yang berlandaskan pada filosofi pendidikan “memanusiakan manusia”.

Seakan menyesuaikan dengan isi kelas yang tanpa sentuhan digital, kelas-kelas di Sekolah Waldorf seperti kelas klasik. Dindingnya dari kayu. Untuk berinteraksi antara guru dan murid disediakan papan tulis dan kapurnya. Buku-buku elektronik jelas tidak ada. Sebagai gantinya buku ensiklopedi. Murid-murid pun mencatat di buku tulis biasa menggunakan pensil.

Baca: Gunung Sinabung Meletus Dahsyat, Warga Dengar Suara Gemuruh, Desa di Sekitar Tiba-tiba Gelap Gulita

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved