Berita Viral

Pengakuan Pembunuh Sekeluarga hingga Dikubur Satu Lubang, Bayi Nangis Kemudian Ditenggelamkan

Terkuak pengakuan keji dua pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Indramayu yang menewaskan lima orang sekaligus.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Pengakuan Pembunuh Sekeluarga hingga Dikubur Satu Lubang, Bayi Nangis Kemudian Ditenggelamkan 

TRIBUNJAMBI.COM - Terkuak pengakuan keji dua pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga Sahroni di Indramayu yang menewaskan lima orang sekaligus.

Kedua pelaku dengan tega menghabisi nyawa Sahroni, anaknya, menantu hingga cucu paling besar, bahkan bayi berusia delapan bulan pun turut dihabisi menggunakan cara kejam dengan air.

Sebelum dibunuh dengan cara ditenggelamkan, bayi malang berusia delapan bulan itu sempat menangis histeris menyaksikan ibu dan kakaknya dibunuh di depan matanya.

Kini pihak kepolisian berhasil menangkap dua orang pelaku pembunuhan keji satu keluarga tersebut.

Kedua pelaku itu berinisial R dan P yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"R sedang mencari pekerjaan, sebelumnya pernah bekerja sebagai penarik uang dari Bank BJB. Sedangkan P merupakan karyawan swasta yang diajak R untuk melakukan pembunuhan berencana," ungkap Kombes Pol Hendra Rochmawan.

Baca juga: Mati Kutu Anak Menkeu Purbaya Usai Nyinyiri Sri Mulyani, Ngaku Cuma Bercanda dan Sentil Mulyono

Baca juga: Mantan Wakapolri Blak-blakan Bilang Terimakasih ke Presiden Prabowo Usai Copot Dito dari Menpora

Baca juga: Sudah 2 Kali Menkeu Pengganti Sri Mulyani Minta Maaf, Purbaya Baru 1 Hari Dilantik Presiden Prabowo

Dalam kesepakatan jahat itu, R menjanjikan imbalan sebesar Rp 100 juta kepada P untuk melancarkan aksinya.

"Kami tanyakan, Rp 100 juta itu belum diterima oleh yang bersangkutan," jelas Hendra.

Adapun korban pembunuhan R dan P merupakan satu keluarga yang terdiri dari:

Sahroni (75), sang ayah,

Budi Awaludin (45), anak Sahroni,

Euis Juwita Sari (40), istri Budi,

R (7), anak Budi,

B (8 bulan), bayi sekaligus cucu Sahroni.

Pembunuhan sadis ini dipicu ketidakpuasan R terhadap Budi Awaludin terkait masalah sewa-menyewa mobil.

R diketahui telah memberikan uang kepada Budi sebesar Rp 750 ribu untuk menyewa mobil, namun ketika hendak digunakan pada 27 Agustus 2025, unit kendaraan tersebut justru mogok.

"Saudara BA (Budi Awaludin) diminta untuk mengembalikan uang, tetapi uangnya sudah terpakai membeli sembako. BA minta waktu untuk menggantinya, namun R sudah terlanjur kesal," kata polisi.

Sejak tanggal 27 hingga 28 Agustus 2025, R mulai menyusun rencana pembunuhan.

Ia kemudian mengajak P untuk ikut membunuh Budi Awaludin dan menyiapkan sejumlah perlengkapan untuk melancarkan aksinya.

"Pelaku membeli pacul di pasar dan menyiapkan pipa besi yang akan digunakan," lanjut polisi.

Pada malam 29 Agustus 2025, sekitar pukul 23.00 WIB, R dan P mendatangi rumah Budi Awaludin.

R beralasan hendak berbincang soal bisnis bahan bakar agar bisa membawa Budi ke tempat sepi di sekitar rumahnya.

"Di pekarangan rumah, R melakukan aksi pertama dengan memukul korban Budi menggunakan besi di bagian tengkuk serta wajah hingga tewas," ungkap polisi.

Setelah Budi tewas, R dan P masuk ke dalam rumah untuk menghabisi anggota keluarga lainnya.

R langsung menyasar kamar tidur Sahroni dan memukul wajahnya berulang kali hingga tewas seketika.

Tak berhenti di situ, R juga menyerang Euis Juwita Sari dengan hantaman pipa besi di bagian tubuh hingga meninggal dunia.

Sementara itu, P bertugas menghabisi nyawa anak paling kecil berusia delapan bulan dengan cara dibenamkan ke dalam bak air.

"Saudara P membunuh anak paling kecil yang berusia 8 bulan dengan cara dibenamkan ke dalam air bak sampai tidak bergerak," jelas polisi.

Tragisnya, saat itu kakak bayi berusia 7 tahun sempat terbangun akibat suara jeritan ibu dan adiknya.

Anak berusia 7 tahun itu menangis histeris, namun tetap menjadi korban keganasan P yang tidak menghentikan aksinya.

"Karena ada kegaduhan saat pembunuhan, ibu dan kakak terbangun dalam keadaan menangis, tetapi saudara P tetap melanjutkan aksinya," lanjut polisi.

Setelah membantai seluruh korban, R dan P melarikan diri dari lokasi kejadian.

"Pelaku sempat kabur ke arah Jawa Tengah, namun kembali lagi ke Indramayu karena keduanya tidak tahu harus berbuat apa selama dalam pelarian," kata Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchamad Arwin Bachar dikutip dari YouTube Metro TV, Selasa (9/9/2025).

Arwin juga mengungkapkan hubungan antara pelaku dengan korban, yakni Budi Awaludin, anak dari Sahroni.

R dan Budi diketahui pernah bekerja di salah satu bank di Indramayu sebelum tragedi berdarah itu terjadi.

"Hubungan antara pelaku dan korban hanyalah sebatas saling kenal karena pernah bekerja bersama dengan salah satu korban di sebuah bank," jelas Arwin.

Sementara itu, motif pembunuhan brutal ini masih terus didalami penyidik Polres Indramayu.

"Motif dan latar belakangnya masih kami dalami. Saat ini penyidik sedang menggali keterangan kedua tersangka serta mencocokkan bukti-bukti untuk menyimpulkan modus yang sebenarnya," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved