Berita Regional

Tiga Pekerja dan Gergaji Saksi Tragedi Dekat Pria Telentang di Proyek Irigasi

Perkara pembunuhan seorang mandor menggunakan gergaji kayu di lokasi proyek irigasi menemui titik terang.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribun-Bali.com/I Wayan Eri Gunarta
TERSANGKA PEMBUNUHAN - Tiga tersangka pembunuhan mandor proyek di Bali digiring polisi. 

TRIBUNJAMBI.COM - Perkara pembunuhan seorang mandor menggunakan gergaji kayu di lokasi proyek irigasi menemui titik terang.

Tiga tersangka ditangkap. Mereka adalah pekerja proyek yang merenggut nyawa pria paruh baya itu.

Petunjuknya adalah tiga pasang sandal dan gergaji kayu penuh darah yang menjadi saksi tragedi.

Mandor Dibunuh Pekerja

Mandor proyek irigasi bernama I Wayan Sedhana tewas dibunuh tiga pekerjanya sendiri di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Ketiga pelaku yang ditangkap polisi yaitu Nurul Arifin alias Arif (25), M Fais alias Fais (20), dan Sandy Firmansyah alias Sandy (18), seluruhnya berasal dari Jawa Timur.

Polisi sudah menangkap ketiganya dan menetapkan mereka sebagai tersangka.

Kasus tersebut terungkap setelah jasad korban ditemukan dalam kondisi tragis.

Dari hasil penyelidikan, terkuak tindakan kekerasan brutal terhadap korban.

Tiga pelaku menghantam kepala korban memakai cangkul, kemudian menggorok leher korban dengan gergaji.

Berikut rangkuman tujuh fakta terkait kasus ini:

Identitas Para Pelaku

Para tersangka merupakan buruh proyek irigasi yang bekerja di bawah korban di Subak Tenggaling.

Mereka adalah Nurul Arifin alias Arif (25), M Fais alias Fais (20), dan Sandy Firmansyah alias Sandy (18), berasal dari Jember, Jawa Timur.

Upaya Melarikan Diri ke Jawa Timur

Usai membunuh korban, pelaku mencoba kabur ke Jawa Timur.

Kapolres Gianyar, AKBP Chandra C Kesuma mengatakan, ketiganya diamankan di satu lokasi.

“Pasca adanya laporan temuan jenazah diduga pembunuhan, kami langsung bertindak cepat, dan empat hari setelah temuan, pelaku berhasil kami amankan di satu lokasi, Jember,” ujarnya pada Jumat (31/10/2025).

Penangkapan Tanpa Perlawanan

Polisi langsung bergerak setelah mengetahui identitas para pelaku.

Saat ditangkap, ketiganya pasrah dan tidak melawan.

“Pelaku tidak melakukan perlawanan. Saat kami amankan, pelaku mengakui perbuatannya.

"Penangkapan dilakukan di 1 tempat di areal perkebunan di Jember,” ungkap AKBP Chandra.

Motif Pembunuhan

Motif utama pembunuhan diduga karena sakit hati.

Para pelaku yang baru bekerja lima hari mengaku kerap dimarahi bahkan sempat ditampar korban.

“Jadi, pelaku mengaku sakit hati sering dimarahi dan sempat ditampar saat sedang bekerja, jadi mereka menghabisi korban di kawasan proyek irigasi yang sedang dikerjakan.

"Namun kita masih dalami motif lainnya,” jelasnya.

Rangkaian Kejadian

Menurut keterangan polisi, salah satu pelaku memukul korban dengan cangkul hingga tak sadarkan diri, kemudian mereka menggorok leher korban memakai gergaji kayu.

Korban sempat mencoba melawan, namun kalah jumlah dan akhirnya meninggal di lokasi.

Tersangka Dijerat Pasal Berlapis

Para pelaku akan dijerat pasal berlapis lantaran juga membawa kabur motor korban saat melarikan diri.

“Selesai melakukan pembunuhan, para pelaku kabur ke Jawa Timur, membawa juga sepeda motor milik korban, yang saat ini sudah kita amankan sebagai barang bukti,” kata Chandra.

“Karena itu, kami juga akan mengenakan pasal berlapis untuk para pelaku atas pencurian sepeda motor,” tegasnya.

Ancaman Hukuman

Ketiga pelaku dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Sebelumnya, mayat pria ditemukan di area persawahan Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali, pada Sabtu (25/10/2025).

Korban diketahui bernama I Wayan Sedhana (54), mandor proyek pembangunan saluran irigasi di wilayah tersebut.

Polisi menduga korban telah meninggal sekitar dua hari sebelum jasadnya ditemukan. Saat ini, aparat masih memburu pelaku.

Informasi yang dihimpun Tribun Bali pada Minggu (26/10/2025) menyebutkan, jasad pertama kali ditemukan oleh Anak Agung Sri Adnyani saat hendak melakukan ritual keagamaan di sawah miliknya.

Ia melihat seorang pria tergeletak dengan luka robek pada bagian leher.

Perempuan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil itu kemudian melapor ke Polsek Tampaksiring.

Tak lama kemudian, petugas tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sejumlah barang bukti turut diamankan, di antaranya gergaji penuh darah, cangkul, tiga pasang sandal, serta satu meteran gulung.

Korban ditemukan dalam posisi telentang dengan kepala menghadap selatan.

"Korban merupakan mandor proyek saluran irigasi di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring," ungkap pihak kepolisian.

Polisi menduga kuat korban tewas akibat dibunuh. Petugas kini tengah menelusuri pelaku beserta motifnya.

Saat ditemukan, tangan kiri korban terlihat mengepal dengan darah menempel, sedangkan tangan kanannya berada di atas kepala dalam kondisi serupa.

Di dekat kakinya juga ditemukan sandal slop berwarna hitam dan putih.

Diketahui korban memiliki tiga pekerja proyek irigasi. Identitas ketiganya kini dalam pencarian aparat.

Korban diduga mengalami kekerasan berat di bagian leher menggunakan gergaji kayu hingga meninggal dunia.

Kondisi jasad yang mulai membusuk mengindikasikan kematian terjadi sekitar dua hari sebelum penemuan.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 6 Rekap Kasus P3mbunuhan Mandor di Gianyar: Motif Sakit Hati, Ditangkap di Jatim, Pasal Berlapis

 

Baca juga: Sekali di Jambi sebelum Pria ini Paksa Istri Layani si Gatal jelang Tragedi

Baca juga: Bengisnya Waldi si Oknum Polisi Tebo Bunuh Dosen Wanita di Muara Bungo

Baca juga: Gergaji Kayu dan Leher Menganga Mandor di Lokasi Proyek Irigasi

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved