Berita Viral

Dihina Lewat Meme, Bahlil Lahadalia Legawa: Saya Anak Kampung, Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil

Ya, Bahlil Lahadalia diketahui merupakan salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju yang lahir di Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Dihina Lewat Meme, Bahlil Lahadalia Legawa: Saya Anak Kampung, Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil 

TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengaku legawa dijadikan bahan meme di media sosial. Ia menyinggung latar belakang dirinya yang berasal dari kampung.

Ya, Bahlil Lahadalia diketahui merupakan salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju yang lahir di Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976.

Sosok Bahlil Lahadalia adalah anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lahadalia dan Nurdjani yang hidup sederhana.

Pada Pilpres 2024, Bahlil Lahadalia tergabung dalam tim sukses pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Usai pasangan Prabowo-Gibran resmi memenangkan Pilpres, Bahlil kemudian dipercaya menjabat sebagai Menteri ESDM di kabinet baru.

Dalam keterangannya, Bahlil mengaku sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil, terutama karena latar belakangnya sebagai anak kampung.

Baca juga: Menkeu Purbaya Bakal Ajarin Komdigi Agar Tak Kebobolan, Singgung Cybersecurity Hingga Hacker

Baca juga: Sinopsis Typhoon Family Episode 5, Utang dan Kontrak Berisiko Tinggi

“Saya jujur mengatakan begini ya, kalau meme ke pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil,” ujar Bahlil Lahadalia di Istana Negara, Jakarta, dikutip Tribunnews, Sabtu (25/10/2025).

“Karena saya kan bukan anak pejabat, saya anak orang kampung. Ibu saya cuma buruh cuci di rumah orang, sementara ayah saya buruh bangunan,” sambungnya.

Menurut Bahlil, hinaan dan ejekan sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya sejak duduk di bangku sekolah dasar.

“Jadi hinaan itu sudah terjadi sejak saya SD, masih kecil. Jadi menurut saya itu enggak apa-apalah,” lanjutnya dengan tenang.

Bahlil kemudian menyinggung perilaku sebagian masyarakat yang kerap menilai seseorang hanya dari penampilan fisiknya.

Ia menegaskan bahwa penampilan bukan ukuran kecerdasan atau kemuliaan seseorang.

“Belum tentu orang ganteng itu cerdas pikirannya. Belum tentu orang yang tidak sempurna tubuhnya itu jelek pikirannya,” ucapnya menegaskan.

Lebih lanjut, Bahlil menyebut bahwa kemuliaan seseorang tidak bisa diukur dari rupa atau status sosial, melainkan dari moral dan perbuatannya.

“Yang bisa membedakan kemuliaan manusia di muka bumi hanyalah dia dengan Tuhan,” katanya.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved