Berita Viral

Dulu Bilang Purbaya Sok Jago, Ferdinand Hutahaean Malah Kini Dukung Menkeu Soal Utang KCJB

Sosok Ferdinand Huathaean mendadak jadi sorotan usai kini mendukung aksi Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya soal proyek KCJB

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Dulu Bilang Purbaya Sok Jago, Ferdinand Hutahaean Malah Kini Dukung Menkeu Soal Utang KCJB 

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Ferdinand Huathaean mendadak jadi sorotan usai kini mendukung aksi Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya soal proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung).

Padahal Politikus PDIP itu belum lama ini menyebut Purbaya sok jago.

Sebelumnya Purbaya menolak mentah-mentah gagasan utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dibayarkan oleh pemerintah.

Ia menyebut negara tak akan menanggung cicilan utang proyek itu melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Terkait hal itu rupanya Ferdinand Huathaean setuju dengan Purbaya.

Lewat postingan di akun Instagram pribadinya, Minggu (12/10/2025), Ferdinand Huathaean menulis keras sekaligus peringatan terhadap proyek ambisius yang disebutnya kini mulai menjadi "malapetaka investasi nasional".

Baca juga: Terekam Pria Check In di Hotel dengan Anti Puspita Sebelum Tewas, Suami Syok Padahal Baru Ketemu

Baca juga: Sosok Guru Melani Wamea, Gugur dalam Tugas Usai Diserang KKB Papua: Ramah, Cinta Lingkungan

Baca juga: Pembelaan Kompol HS Dokpol Disebut Rudapaksa Mantan Pacar di Hotel: Sama-sama Mau, Tak Ada Paksaan

“Kereta cepat Jakarta–Bandung tampaknya bakal menjadi malapetaka baru bagi investasi bisnis di negara kita,” tulis Ferdinand.

Ia menilai, proyek yang semula digadang-gadang sebagai kebanggaan bangsa itu gagal total secara bisnis, karena kini nyaris tidak mampu lagi membayar cicilan pokok dan bunga dari investasi yang menggunung.

Menurut Ferdinand, sejak awal kereta cepat Jakarta–Bandung adalah proyek ambisius yang terlalu dipaksakan.

“Dari banyak analisis dan kajian risiko kemampuan membayar utang, banyak yang bilang tidak akan sanggup karena besarnya nilai investasi yang dibuat untuk menjadikan proyek ini nyata. Saya mendukung Purbaya untuk menutup pintu bagi pembayaran utang kereta cepat menggunakan APBN. Ini tidak boleh dilakukan. Biarkan mereka memikirkan caranya sendiri, karena dulu proyek ini sudah banyak yang menolak,” tambahnya.

Lantas seperti apa sosoknya

Sosok Ferdinand Hutahaean

Ferdinand Hutahaean merupakan mantan politikus Partai Demokrat yang maju sebgai calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan pada Pemilu 2024.

Ia menggantikan anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon, sebagai bakal caleg (bacaleg) daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III. 

Sebelum bergabung dengan PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean pernah berkiprah di sejumlah partai.

Nama Ferdinand dikenal sejak menjadi politikus Partai Demokrat. 

Dia menjabat sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Demokrat periode 2015-2020. 

Namun, pada Oktober 2020, Ferdinand mundur dari partai yang telah membesarkan namanya. 

Saat itu, Ferdinand mengaku, dirinya mundur dari Demokrat karena punya prinsip dan cara pandang yang berbeda dengan partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut terkait isu-isu nasional, salah satunya ihwal Undang-undang Cipta Kerja.

Pada awal tahun 2022, sosok Ferdinand kembali mencuat ke publik karena terjerat dugaan kasus pidana. 

ada 5 Januari 2022, Ferdinand dilaporkan oleh Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri berkaitan dengan konten informasi bermuatan ujaran kebencian berdasar suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) Laporan itu berangkat dari cuitan Ferdinand terkait Tuhan di akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean3, pada 4 Januari 2022. 

Ferdinand sempat menghapus kicauan tersebut dan membuat video klarifikasi.

Namun, dia tetap dilaporkan atas dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks yang berpotensi menimbulkan keonaran. 

Proses hukum terhadap Ferdinand pun berjalan. Pada pertengahan April 2022, dia divonis 5 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

Ferdinand dinyatakan bersalah melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. 

Vonis itu lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta hakim menghukum Ferdinand pidana penjara 7 bulan. 

Tak lama setelah menghirup udara bebas, Ferdinand kembali terjun ke politik. 

Awal tahun 2023, dia bergabung dengan Partai Gerindra. Ini Ferdinand ungkap ketika menghadiri hari ulang tahun (HUT) ke-15 Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).

Ferdinand saat itu mengaku, dirinya bergabung dengan Gerindra karena mengagumi sosok ketua umum partai berlambang garuda tersebut, Prabowo Subianto.

Menurutnya, Prabowo adalah figur yang nasionalis dan berjiwa patriotisme tinggi.

Kala itu, Ferdinand mengatakan, dirinya merapat ke Gerindra karena keinginannya sendiri.

Terbaru, Ferdinand mengungkap telah bergabung ke PDI-P. Ferdinand berpaling ke partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sejak Juni 2023. “

Ferdinand mengatakan, dirinya meninggalkan Gerindra karena partai pimpinan Prabowo Subianto itu ia nilai belum bisa menjadi rumah bersama untuk semua golongan. Apalagi, dirinya keras melawan intoleransi. 

Mantan politikus Demokrat tersebut juga mengaku, dirinya banyak mendapat penolakan dan ketidaksukaan dari kader Gerindra lain sehingga ia memilih hengkang dan berlabuh ke partai banteng. 

“Mengapa PDI Perjuangan, karena Partai ini konsisten dengan Pancasila dan merawat kebhinekaan serta mencalonkan calon presiden yang tegas bersikap terhadap intoleransi yaitu Mas Ganjar Pranowo,” ucap Ferdinand. 

“PDI Perjuangan rumah besar bagi semua rakyat dan capresnya Pancasilais. Dua hal ini menjadi alasan utama saya masuk PDI Perjuangan,” tuturnya. 

Resmi menjadi kader PDI-P, Ferdinand pun mengeklaim dicalonkan sebagai anggota legislatif untuk Pemilu 2024.

Ferdinand sebut Purbaya Sok Jago

Menariknya, sebelum memberikan dukungan ini, Ferdinand sempat melontarkan kritik tajam kepada Purbaya terkait ucapannya soal Pertamina.

Kala itu, Purbaya menilai Pertamina “malas-malasan” membangun kilang minyak baru.

Namun Ferdinand menyebut Purbaya kurang memahami konteks geopolitik global yang menghambat pembangunan kilang di Tuban, Jawa Timur.

“Pernyataan Saudara Purbaya di hadapan DPR soal Pertamina malas-malasan itu nir informasi,” ujar Ferdinand dalam unggahan Instagram-nya, Kamis (2/10/2025).

“Purbaya tidak tahu bahwa pembangunan kilang menyangkut geopolitik global, bukan semata bicara uang.”

Ia menyinggung proyek kerja sama Pertamina–Rosneft yang tersendat karena embargo Amerika terhadap Rusia akibat perang Ukraina.

“Indonesia bisa apa dengan sanksi Amerika? Enggak bisa apa-apa. Jadi kalau Purbaya asal bicara, itu berbahaya,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Ferdinand menyindir Purbaya agar tidak merasa paling jago dan paling benar di antara pejabat lainnya.

“Biasanya orang yang gampang menyepelekan masalah akan terjerembab di tengah jalan dan jatuhnya menyakitkan,” tutup Ferdinand. 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved