Berita Regional
Menjerit Keluarga Korban Lihat Dua Tersangka Baku Hantam saat Reka Ulang Pembunuhan
Ada yang tidak biasa saat rekonstruksi pembunuhan terhadap Adityawarman, pemimpin redaksi sebuah media daring yang berlangsung tadi siang
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI.COM – Ada yang tidak biasa saat rekonstruksi pembunuhan terhadap Adityawarman, pemimpin redaksi sebuah media daring yang berlangsung tadi siang, Kamis (9/10/2025).
Dua tersangka yang melakukan reka ulang bertengkar hingga baku hantam.
Keluarga korban yang melihat pun langsung meneriaki mereka.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepulauan Bangka Belitung menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Adityawarman, Pemimpin Redaksi sebuah media online di Bangka Belitung.
Rekonstruksi dilakukan di kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Kamis (9/10/2025).
Peristiwa pembunuhan itu sendiri terjadi pada Kamis, 7 Agustus 2025, di pondok kebun milik korban yang berada di kawasan Bukit Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh.
Sehari setelah kejadian, jasad korban ditemukan oleh menantunya di dalam sumur dekat pondok tersebut.
Saat ditemukan, tubuh korban penuh luka dan lebam, diduga akibat kekerasan sebelum dibuang ke sumur.
Dua pelaku pembunuhan diketahui bernama Martin alias Akmal dan Hasan Basri alias Abas.
Motif di balik tindakan keduanya diduga karena hasutan, tekanan ekonomi, serta konflik pribadi dengan korban.
Martin berhasil ditangkap di Teluk Gelam, Ogan Komering Ulu (OKU), pada 8 Agustus 2025.
Sementara Hasan diamankan di Kalidoni, Palembang, pada 11 Agustus 2025, dan dibawa ke Mapolda Bangka Belitung sehari kemudian.
Namun, suasana rekonstruksi pada Kamis (9/10/2025) sempat memanas ketika kedua tersangka tiba-tiba berkelahi di lokasi pondok kebun milik korban.
Perkelahian di Tengah Rekonstruksi
Insiden terjadi saat rekonstruksi mencapai adegan ke-11, yaitu momen ketika korban pertama kali dipukul oleh Martin.
Tiba-tiba Martin membantah keterlibatannya dan berteriak,
“Demi Allah, Pak, saya tidak di lokasi. Saya di rumah waktu itu!”
Ucapan itu membuat situasi menjadi ricuh.
Keluarga korban yang menyaksikan dari balik garis polisi langsung bereaksi keras.
“Woy, kamu jangan banyak bohong! Kamu yang bunuh! Jangan pura-pura suci!” teriak salah satu anggota keluarga korban dengan emosi.
Polisi segera menenangkan massa dan memutuskan mengganti Martin dengan pemeran pengganti agar proses rekonstruksi dapat dilanjutkan.
Tak lama berselang, ketegangan kembali pecah ketika Hasan tiba-tiba menonjok Martin, memicu kepanikan petugas yang langsung melerai.
“Sudah! Jangan berkelahi, nanti rekonstruksi tidak selesai!” bentak seorang anggota polisi di lokasi.
Keluarga korban pun kembali berteriak marah.
“Biar mereka berkelahi saja, biar mereka rasakan penderitaan kami!” ucap salah seorang keluarga Adityawarman dengan nada getir.
Setelah situasi mereda, rekonstruksi kembali dilanjutkan dengan penjagaan ketat.
Jeritan Keluarga Pecah di Lokasi Kejadian
Dalam proses rekonstruksi, istri korban tak kuasa menahan tangis. Ia menjerit histeris saat adegan pembunuhan diperagakan.
“Kamu tega, Hasan! Bapak sudah anggap kamu anak sendiri. Kamu makan di rumah kami, tidur di rumah kami!
"Tapi kamu malah bunuh bapak karena hasutan Martin!” katanya dengan penuh emosi.
Kakak korban juga tak sanggup menahan amarah.
“Kamu pembunuh! Rasakan nanti di penjara seperti yang kami rasakan kehilangan dia!”
Petugas kepolisian berkali-kali menenangkan keluarga agar proses hukum berjalan lancar.
Kasubdit Jatanras Polda Babel, Kompol Faisal Fatsey, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan pendampingan psikolog bagi keluarga korban yang masih trauma akibat kejadian ini.
26 Adegan yang Mengungkap Kekejaman Pelaku
Rekonstruksi memperlihatkan secara rinci bagaimana kedua tersangka menghabisi nyawa korban.
Adegan dimulai saat Hasan menunggu korban di pondok kebun.
Setelah berbincang sebentar, Martin datang membawa balok kayu, lalu menghantam kepala korban dari belakang sebanyak dua kali hingga tersungkur.
Hasan yang awalnya terkejut, kemudian ikut memukul korban menggunakan balok yang sama hingga darah berceceran di lantai pondok.
Keduanya lalu menyeret tubuh korban ke arah sumur dan melemparkan batu bata ke tubuhnya agar tenggelam.
“Cepat, biar nggak ketahuan,” ujar Hasan dalam adegan yang diperagakan.
Usai memastikan korban tewas, keduanya mencuci darah, lalu kabur menggunakan mobil milik korban menuju Palembang.
Tim gabungan Polda Babel dan Polda Sumsel akhirnya berhasil menangkap keduanya setelah pelarian beberapa hari.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Rekonstruksi Pembunuhan Adityawarman, Dua Tersangka Saling Serang di TKP, Keluarga Histeris
Baca juga: Warga Gerebek Kakek 77 Tahun Lecehkan Kakek 70 Tahun saat Pijat Siang Bolong
Baca juga: Pria Renggut Nyawa dan Kehormatan Teman Kerja yang Terapung di Hari Ulang Tahun
Baca juga: Ulungnya Dede si Perampok Pajero di Talang Bakung: Minumnya Oli, Licin, Pintar Ngomong
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.