Berita Viral

Update Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Menjadi 59 Orang

Update Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Menjadi 59 Orang, terbaru Tim SAR mengevakuasi lima korban dari lokasi kejadian.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Kompas.com
Update Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Menjadi 59 Orang, terbaru Tim SAR mengevakuasi lima korban dari lokasi kejadian. 

TRIBUNJAMBI.COM -Pencarian terhadap korban tertimbun reruntuhan bangunan di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, masih terus dilakukan hingga Senin (6/10/2025). 

Tim SAR gabungan kembali mengevakuasi lima korban dari lokasi kejadian.

Dengan tambahan tersebut, total korban tercatat sebanyak 163 orang. 

Dari jumlah itu, 104 orang dinyatakan selamat dan 59 lainnya meninggal dunia, termasuk enam potongan tubuh atau body part.

Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyampaikan seluruh korban yang ditemukan telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur.

“Semua sudah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi,” ujarnya.

Sepanjang hari Senin, tim gabungan berhasil mengevakuasi enam korban dan satu body part. 

Evakuasi pertama dilakukan pukul 03.35 WIB di sektor A3, disusul temuan korban lain dari sektor A2 pada pukul 13.28 WIB.

 Korban berikutnya dievakuasi pada pukul 13.29 WIB, 14.40 WIB, dan 14.50 WIB, termasuk potongan tubuh berupa badan dan kaki kanan dari sektor A2.

Terbaru, pada pukul 15.01 WIB, satu korban kembali ditemukan di sektor A2 dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya. 

Proses pencarian masih terus dilanjutkan, sementara pembersihan puing kini difokuskan ke sisi utara bangunan yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.

Petugas menargetkan seluruh korban yang masih tertimbun dapat ditemukan dalam waktu dekat.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini bermula pada Senin (29/9/2025) pagi, ketika bangunan tiga lantai di kompleks Ponpes Al Khoziny tiba-tiba roboh. 

Suara gemuruh disertai debu tebal membuat suasana sekitar pesantren panik. Para santri dan warga berhamburan menyelamatkan diri.

Tim SAR gabungan segera diterjunkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi. 

Alat berat dikerahkan sejak hari pertama, bekerja tanpa henti selama 24 jam untuk mengangkat puing-puing bangunan yang menimpa puluhan orang di lokasi.

Seiring berjalannya waktu, jumlah korban meninggal terus bertambah. 

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan bahwa fokus utama tim di lapangan adalah pencarian dan penyelamatan korban yang kemungkinan masih tertimbun.

Bangunan yang ambruk diketahui merupakan asrama santri sekaligus ruang belajar. 

Proses penyelidikan penyebab runtuhnya bangunan masih dilakukan oleh tim gabungan dari kepolisian dan instansi terkait.

Hingga Senin sore, lokasi kejadian masih dijaga ketat. 

Suasana haru masih terasa di sekitar pesantren, sementara keluarga korban terus berdatangan untuk menunggu hasil identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya.

 

 

Artikel diolah dari Surya.co.id

Baca juga: Dari 42.433 Pondok Hanya 50 Punya Izin Pembangunan, AHY Akan Tindak Ponpes Tak Punya Izin

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved