Berita Viral
Strategi 'Elit' Jokowi: Cabut Laporan Ijazah Palsu, Sinyal Damai dengan Roy Suryo Cs dan Rebranding?
Isu dugaan ijazah palsu tampaknya mulai meluas dan bahkan memengaruhi reputasi putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar mengenai niat mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mencabut laporan dugaan ijazah palsu, yang menyeret nama-nama seperti Roy Suryo Cs telah memicu perbincangan hangat.
Langkah yang diinterpretasikan sebagai upaya perdamaian ini dinilai bukan sekadar urusan hukum.
Melainkan sebuah manuver politik strategis untuk memulihkan citra dan menggeser fokus isu kebangsaan yang lebih fundamental.
Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya, Heru Subagia, memberikan analisis mendalamnya.
Dia melihat keputusan potensial Jokowi ini dari tiga lensa utama: strategi politik praktis, kontribusi bagi bangsa, dan pendekatan kompromi.
Manuver Politik
Heru Subagia menilai bahwa niat damai Jokowi adalah langkah yang sangat dibutuhkan untuk "memulihkan citra" di mata publik, terutama di tengah isu ijazah palsu yang terus bergulir.
"Secara politik praktis, saya melihat Jokowi membutuhkan langkah baru untuk memulihkan citranya," ujar Heru dalam wawancara pada Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Relawan Ungkap Jokowi Kaget Abu Bakar Baasyir Datang ke Solo dan Beri Nasihat: Pulang ke Hukum Islam
Baca juga: Pelaku Perampokan Berujung Maut di Jambi Dikabarkan Ditangkap di Lampung, Netter: Info Grup RT
Baca juga: Kisah Evakuasi 7 Korban Tewas dan 5 Selamat dari Serangan KKB Papua, Nando Bertahan 5 Hari di Lubang
Ia menyoroti bahwa isu dugaan ijazah palsu tampaknya mulai meluas dan bahkan memengaruhi reputasi putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Bagi Heru, dalam politik, citra positif adalah fondasi utama untuk membangun pengakuan, kecintaan, dan bahkan menjadi panutan.
Selain itu, Heru mengaitkan langkah ini dengan dugaan posisi Jokowi yang kini menjadi dewan pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Oleh karena itu, mencabut tuntutan dapat dilihat sebagai "strategi politik praktis" yang berfokus pada pembentukan citra politik yang lebih baik—terbuka, bersahabat, dan elegan.
Mengalihkan Fokus
Lebih jauh, Heru melihat potensi pencabutan laporan ini sebagai kontribusi positif bagi kepentingan bangsa yang lebih besar.
"Langkah Jokowi untuk menarik laporan terhadap pihak-pihak tersebut saya anggap sangat positif," tegas Heru.
Menurutnya, ini adalah kesempatan bagi Jokowi untuk tampil sebagai mantan Presiden yang "paham konteks kekinian".
Indonesia, kata Heru, saat ini membutuhkan perhatian dan energi untuk fokus pada isu-isu fundamental seperti tenaga kerja, pangan, pengangguran, ekonomi, hingga lingkungan hidup, bukan berkutat pada polemik ijazah yang tak berujung.
"Jika Jokowi menarik diri dari pusaran isu ijazah, maka langkah itu bisa menjadi terobosan yang penting," lanjutnya.
Baca juga: Drama Polemik Ijazah Jokowi: Pesulap Ramal Roy Suryo Cs Berakhir Bui, Ade Armando Sempat Keceplosan
Baca juga: Mobil Korban Perampokan Berujung Maut di Jambi Terpantau CCTV Masuk Jalan Tol Arah Palembang
Heru berharap momentum ini dapat mendorong Jokowi untuk lebih vokal dalam membahas masalah-masalah kebangsaan yang dibutuhkan masyarakat.
Jalan Kompromi
Heru menegaskan bahwa perdamaian adalah jalan tengah yang ideal dan dapat diterima oleh semua pihak.
Dia pun berharap niat baik Jokowi ini disambut positif oleh pihak yang selama ini berseberangan, termasuk Roy Suryo.
"Dengan adanya political will dari Jokowi, saya pikir teman-teman Roy Suryo dan lainnya harus menyambut positif juga," imbuhnya.
Pencabutan laporan dinilai Heru dapat menjadi momentum untuk "mengembalikan nama baik" Roy Suryo Cs, mengembalikan fokus publik pada peran mereka yang sesungguhnya sebagai akademisi dan profesional di bidangnya.
Heru berharap rekonsiliasi ini akan membuka ruang baru bagi Roy Suryo dan rekan-rekannya untuk "berpikir holistik dan kontekstual" dengan lebih banyak menyumbangkan pemikiran pada isu-isu kebangsaan yang fundamental.
"Dengan adanya itikad baik Pak Jokowi, ini sinyal positif. Saya selaku Ketua Kagama Cirebon sejak awal memang menginginkan perdamaian," tegasnya.
Bahkan menyatakan kesediaannya untuk bertindak sebagai mediator jika memang dikehendaki oleh Jokowi.
Pada intinya, langkah ini merupakan sinyal damai yang harus dijawab dengan sikap produktif dari semua pihak, mengakhiri perselisihan pribadi demi kepentingan nasional yang lebih utama.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kisah Evakuasi 7 Korban Tewas dan 5 Selamat dari Serangan KKB Papua, Nando Bertahan 5 Hari di Lubang
Baca juga: Pelaku Perampokan Berujung Maut di Jambi Dikabarkan Ditangkap di Lampung, Netter: Info Grup RT
Baca juga: Top 6 Jambi 3/10/2025 Kelakuan Michat Mania di Dalam dan Luar Kamar
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Jokowi Dikabarkan Tarik Laporan Ijazah Palsu, Heru Subagia: Roy Suryo Cs Harus Tanggapi Positif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.