Polemik di Papua

Tantangan Berat KSAD Maruli Tumpas Jaringan Pemasok Senjata KKB Papua, 2 WN Australia Ditangkap

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengakui adanya tantangan besar untuk menelusuri dugaan penyelundupan senjata api ke KKB Papua.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak soal penangkapan WN Australia pemasok senjata KKB Papua 

Untuk diketahui, penangkapan dua warga negara Australia yang diduga terlibat dalam penyelundupan senjata untuk KKB Papua bukan terjadi dalam waktu singkat.

Kasus ini merupakan hasil dari investigasi gabungan yang berlangsung selama dua tahun oleh otoritas keamanan Australia, yang dipicu oleh kasus penculikan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens.

Baca juga: KKB Papua Minta Australia dan Selandia Baru Tak Campurkan Isu Penyelundupan Senjata dan Kasus Pilot

Baca juga: Sepak Terjang Erick Thohir, Menteri BUMN yang Dikabarkan Jadi Menpora, Kekayaan Nyaris Rp2,5 Triliun

Pada awal tahun 2023, KKB pimpinan Egianus Kogoya menculik pilot Phillip Mehrtens di Paro, Papua. Insiden ini memicu investigasi besar-besaran, tidak hanya oleh aparat keamanan Indonesia, tetapi juga oleh Polisi Federal Australia (AFP) dan kepolisian Selandia Baru, negara asal pilot tersebut.

Selama penyelidikan, tim gabungan menemukan bukti-bukti yang mengarah pada jaringan internasional yang memasok senjata kepada kelompok separatis.

Dalam kurun waktu dua tahun, investigasi ini berhasil mengidentifikasi dua pria Australia, seorang berusia 64 tahun dari New South Wales dan seorang berusia 44 tahun dari Queensland. Keduanya dicurigai berkonspirasi untuk menyelundupkan senjata dan amunisi dari Australia ke Papua.

Polisi menduga bahwa salah satu dari mereka bahkan sempat melakukan perjalanan ke Indonesia pada awal tahun 2024 untuk bertemu dengan anggota KKB dan membawa teropong senapan optik secara ilegal.

Puncak dari investigasi ini terjadi pada November 2024, ketika tim gabungan menggerebek rumah kedua pria tersebut di Urunga, New South Wales, dan Eagleby, Queensland.

Dari penggerebekan itu, ditemukan sejumlah barang bukti mencurigakan, termasuk 13,6 kg logam merkuri.

Meski identitas mereka tidak diungkap secara resmi oleh Polisi Federal Australia, keduanya telah didakwa dengan berbagai tuduhan, termasuk konspirasi untuk mengekspor senjata ilegal.

Mereka dibebaskan dengan jaminan dan dijadwalkan akan menjalani sidang di Pengadilan Magistrat Brisbane pada 17 Oktober 2025.

Kasus ini tidak hanya menunjukkan sejauh mana jangkauan jaringan KKB dalam mendapatkan pasokan senjata, tetapi juga menyoroti pentingnya kerja sama antarnegara dalam memerangi terorisme dan kelompok separatis.

Bagi TNI AD, seperti yang disampaikan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, penangkapan ini menjadi penguat dugaan adanya jalur pasokan senjata dari luar negeri, yang selama ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam operasi keamanan di Papua.

Apa kaitannya dengan kasus penyerangan terhadap anggota Satgas Cartenz? 

Baca juga: Jurnalis Gelar Aksi Tutup Mulut, Protes Penghalangan Liputan di Polda Jambi

Baca juga: Demo di Jakarta, Ojol di Jambi Tetap Narik: Tak Ada Info

Kasus ini menjadi semakin relevan karena sebelumnya, pada Rabu (13/8/2025), anggota Satgas Cartenz menjadi korban penyerangan oleh KKB Papua

Penembakan terjadi sekitar pukul 08.45 WIT dan dipimpin oleh tokoh KKB Papua Aibon Kogoya. 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved