Berita Kota Jambi
Kasus ISPA di Jambi Capai 167 Ribu, Kota Jambi Tertinggi Meski Tak Ada Kabut Asap
Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Provinsi Jambi terbilang tinggi. Hingga pekan ke-35 tahun 2025, tercatat sudah ada 167.148 kasus ISPA
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI — Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Provinsi Jambi terbilang tinggi.
Hingga pekan ke-35 tahun 2025, tercatat sudah ada 167.148 kasus ISPA, mendekati jumlah total tahun lalu yang mencapai sekitar 200 ribu kasus.
Hal ini disampaikan oleh Dini Silvia, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, pada Sabtu (13/9/2025).
Baca juga: Cuaca Panas dan Kering, Risiko ISPA dan DBD di Jambi Meningkat
Menurut Dini, tren ISPA memang meningkat mengira saat ini masih berada di bulan September.
“Trennya meningkat. Padahal masih ada 17 minggu tersisa hingga akhir tahun,” Ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ISPA merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan bagian atas hingga bronkus.
Diaman masa sakitnya rata-rata berlangsung selama 7 sampai 10 hari.
Meski dianggap ringan, ISPA bisa berkembang menjadi infeksi paru-paru jika tidak ditangani dengan baik.
Baca juga: Dampak Banjir, Warga Muaro Jambi Terserang Penyakit ISPA hingga Ruam Kulit
Adapun, Faktor penyebab penyakit ini beragam.
Mulai dari virus, kualitas udara yang buruk, hingga perubahan suhu ekstrem, dan juga seperti paparan asap rokok dan kabut asap kebakaran hutan juga memperparah kondisi pernapasan masyarakat.
“Alhamdulillah tahun ini kabut asap tidak sampai mengkhawatirkan, tapi tetap berpengaruh terhadap kualitas udara kita,” ujar Dini.
Selain faktor lingkungan, gaya hidup ikut mempengaruhi daya tahan tubuh.
Konsumsi makanan berminyak dan minuman dingin bisa memperparah batuk.
Tak hanya itu, kurangnya asupan gizi juga merupakan salah satu faktor membuat tubuh rentan terhadap infeksi, terutama pada bayi, balita, dan lansia.
“Kalau tidak ditangani serius, ISPA bisa berlanjut menjadi infeksi paru-paru. Karena itu pencegahan sejak dini sangat penting,” ucapnya.
Berdasarkan Data Dinkes Provinsi Jambi, terdapat Kota Jambi menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni 48.271 kasus.
Angka besar juga tercatat di Muaro Jambi 16.297 kasus, Tebo 15.835 kasus, Tanjabbar 15.444 kasus, Merangin 15.270 kasus, dan Sarolangun 12.709 kasus.
Sementara Batang Hari melaporkan 12.408 kasus, Tanjabtim 9.610 kasus, Bungo 7.742 kasus, Kerinci 7.299 kasus, dan Sungai Penuh 6.263 kasus.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.