Penculikan Anak
Tipu Daya Mery Ana di Jambi
Segala tipu daya Mery Ana ke Suku Anak Dalam di Merangin Jambi membuat mereka marah. Jika sudah lepas hukuman maka akan ada ...
Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
"Kata polisi, tarik pasoh (paksa). Kalau tak ditarik, kami tak tanggung jawab. Jadi kami tarik pasoh, baru bisa dibawa," jelasnya.
Akhirnya, Bilqis Ramadhany dibawa balik dan ke polisi Makassar yang telah menunggu di lokasi awal.
Sebelum penjemputan, dilakukan perundingan antara keluarga, pihak adat, dan kepolisian.
Begendang dan Ngerikai meminta ganti rugi, karena uang Rp85 juta telah mereka diberikan kepada Mery Ana.
SAD Merasa Ditipu, Sanksi Adat
Temengung Sikar menegaskan Begendang dan Ngerikai merasa dirugikan atas tindakan Mery Ana.
Atas dasar itu, SAD berencana menjatuhkan hukuman adat Tebus Bangun setelah proses hukum negara selesai.
"Kalau pelaku ditahan dulu di pengungsian, kami ingin proses hukum adat tetap berjalan. Setelah proses hukum polisi, kalau dia selamat dan sampai ke Bangko, tetap kami cari. Dia sudah menjebak kami," tegasnya.
Tebus Bangun merupakan sanksi berat dengan nilai hukuman membayar lebih dari seribu kain.
"Kalau tidak sengaja saja seribu kain. Kalau seperti ini, disengaja. Jadi hukum adatnya lebih berat," ujarnya.
Dia menambahkan, keluarga SAD turut merasakan duka yang dialami orang tua Bilqis Ramadhany di Makassar.
"Siapa pun kehilangan anak pasti sedih. Tidak ada makan, tidak ada minum, hanya memikirkan cari anak. Begitu juga kami," katanya.
Temengung Jhon Bantah Isu Jual Beli Anak
Saat kasus penculikan Bilqis Ramadhany bergulir, tudingan-tudingan negatif mengalir ke Suku Anak Dalam, di antaranya jual beli anak.
Temenggung Jhon, mediator pencarian Bilqis Ramadhany, membantah isu perdagangan anak dalam kasus Bilqis Ramadhany.
Jhon menuturkan awalnya mendapat informasi dari Dinas Sosial Merangin terkait kedatangan polisi Makassar yang mencari anak hilang.
"Mereka (polisi) menelepon saya, bilang anak yang nama Bilqis Ramadhany ini ada di kelompok Pak Sikar. Mereka tanyo, Pak Temengung bisa tak bantu. Saya jawab bisa," ujarnya.
Jhon juga memastikan bahwa Begendang dan Ngerikai mau menerima Bilqis Ramadhany karena percaya keterangan Mery Ana yang bilang anak itu masih keluarga dan membutuhkan perawatan.
"Mery bilang Bilqis Ramadhany masih keluarga si Mery. Tapi Mery minta dikembalikan uang Rp85 juta," kata Jhon.
Soal Mobil Pajero, Bukan Barter Anak
Temenggung Jhon juga membantah isu yang menyebutkan bahwa mobil Pajero milik Mery Ana ditukar dengan Bilqis Ramadhany.
Jhon bilang, mobil itu dijaminkan untuk mengganti uang Rp85 juta yang sebelumnya dikeluarkan pasangan Begendang dan Ngerikai.
"Saya pun bingung. Ku tanyo ke pemerintah. Satu-satu dipanggil pelaku. Apolah yang bisa dijaminkan? Hanya satu mobil," jelasnya.
Untuk membantu kelancaran pengembalian Bilqis Ramadhany, Jhon bersedia memberikan uang pribadinya kepada Begendang dan Ngerikai, sementara mobil Mery Ana dititipkan kepadanya sebagai jaminan.
"Yang penting Bilqis Ramadhany bisa pulang," tegasnya.
Mobil Pajero itu ditempatkan di Polres Merangin selama proses hukum berlangsung.
Sementara imbal baliknya, Bilqis Ramadhany bisa kembali ke pelukan orangtuanya di Makassar.
Nurul Pantang Menyerah
Di balik penjemputan Bilqis Ramadhany (4), ada peran Pekerja Sosial Dinas Sosial Kabupaten Merangin, Nurul Andri Pratiwi (31).
Nurul satu-satunya perempuan yang ikut dalam tim penjemputan anak Bilqis Ramadhany di Taman Nasional Bukit Duabelas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, bersama Temenggung Jhon, Temenggung Roni, dan Temenggung Sikar.
Perempuan berhijab ini menuturkan perjalanan penjemputan Bilqis Ramadhany di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas.
Dia juga angkat bicara terkait berbagai narasi liar yang berkembang di media sosial.
"Kami tidak akan menanggapi hal-hal seperti itu. Fokus kami hanya pada keselamatan anak," ujarnya kepada Tribun Jambi.
Berempat, mereka menempuh perjalanan sekitar dua jam dengan kondisi jalan gelap dan sempit.
Bilqis Ramadhany pertama kali ditemukan sekitar pukul 19.00 WIB, sebelum kemudian proses penjemputan dilanjutkan.
"Kami hanya mengikuti jalur temenggung. Gelap sekali, jalannya kecil, dan kami juga kejar waktu karena bensin hampir habis," jelasnya.
Saat dijemput, Bilqis Ramadhany sempat merasa takut karena tidak mengenal petugas dan situasi sekitar yang gelap.
"Dia sempat berpikir saya (Nurul) orang jahat. Wajar, karena kondisi memang gelap dan dia belum kenal kami," kata Nurul.
Di dalam mobil, Nurul kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan bahwa tujuan mereka adalah memulangkan Bilqis Ramadhany kepada orang tua kandung.
Setelah mendapat penjelasan bahwa para temenggung yang hadir adalah orang baik, anak tersebut mulai tenang dan akhirnya beristirahat.
Tak Bersedia Komentar Soal Adopsi
Terkait isu adanya uang adopsi Rp 85 juta, Nurul menegaskan hal itu bukan ranah Dinas Sosial.
"Itu kewenangan kepolisian. Kami fokus pada trauma dan keselamatan anak. Soal penyidikan, kami percaya kepada polisi," tegasnya.
Dia mengaku terkejut melihat banyak narasi liar yang berkembang.
"Kami sebenarnya ingin kasus ini tidak terekspose. Kami bekerja ya bekerja saja. Tapi sudah terlanjur tersebar," ujarnya.
Nurul memastikan proses penjemputan dilakukan tanpa paksaan terhadap keluarga angkat tempat Bilqis Ramadhany tinggal bersama Begendang dan Ngerikai.
Menurutnya, keluarga tersebut bahkan bersikap kooperatif.
"Mereka tidak menahan. Mereka menyerahkan. Hanya saja anaknya yang tidak mau lepas. Jadi kami pelan-pelan, tetap minta izin," jelasnya.
Pencarian dilakukan sejak Jumat sore hingga Sabtu malam, 7-8 November, melibatkan kepolisian, Dinas Sosial, dan perwakilan temenggung. Proses berlanjut hingga Bilqis Ramadhany akhirnya dibawa ke kepolisian.
"Semua bekerja keras," tambahnya.
Nurul juga menegaskan pekerja sosial memiliki batasan dalam memberikan keterangan terkait Suku Anak Dalam kepada media massa maupun media sosial.
Dia tidak bisa membeberkan banyak hal karena ada kode etik.
"Kami tegak lurus. Tidak membela siapa pun. Kami hanya memediasi konflik. Ada hal yang tidak bisa kami sampaikan ke publik," tegasnya.
Nurul baru bertugas di Dinas Sosial sejak Juni 2025, namun telah terbiasa dengan dinamika Suku Anak Dalam karena orang tuanya dulu aktif dalam kegiatan sosial terkait komunitas tersebut.
"Jadi tidak asing lagi. Sekarang jalannya membawa saya bertugas di bidang ini," tuturnya. (Tribun Jambi/Rifani Halim)
Perjalanan Bilqis Ramadhany Diculik :
- Bilqis Ramadhany diculik Sri Yuliana di Makassar, Sulawesi Selatan, dijual via media sosial Facebook
- Bilqis Ramadhany dibeli Nadia Hutri, warga Sukoharjo, Jawa Tengah
- Bilqis Ramadhany dijemput Nadia ke Makassar
- Bilqis Ramadhany dijual Nadia Rp 15 juta ke Mery Ana dan Ade Friyanto Syaputra,
- Bilqis Ramadhany dibawa Mery Ana ke Mentawak, Merangin
penculikan anak
Bilqis
Suku Anak Dalam
Merangin
Jambi
Temenggung Jhon
Temenggung Sikar
Multiangle
Eksklusif
| Suku Anak Dalam Jambi, dari Strategi Jokowi hingga Hilangnya Bilqis Ramadhany |
|
|---|
| Nurul: Kami Ikuti Jalur Temenggung SAD Jambi, Kisah Penjemputan Bilqis yang Tak Terungkap |
|
|---|
| Mery dan Ade di Jambi Ternyata Sudah Jual 9 Anak dan 1 Bayi di Medsos, Terlibat Penculikan Bilqis |
|
|---|
| Temenggung Jhon dari SAD Jambi Bantah Mobil Pajero Mery Ana Dibarter Bilqis Ramadhany |
|
|---|
| Tipu Daya Mery Ana Titip Bilqis Anak Penculikan ke Suku Anak Dalam Jambi, Ambil Rp 85 Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Foto-Temenggug-kiri-dan-Temenggung-Jhon-kanan-dua-tokoh-adat-SAD-Merangin.jpg)