Berita Viral

Identitas 20 Anggota TNI Jadi Tersangka Atas Kasus Kematian Prada Lucky, Ada Pangkat Letda dan Sertu

Penulis: Tommy Kurniawan
Editor: Tommy Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Identitas 20 Anggota TNI Jadi Tersangka Atas Kasus Kematian Prada Lucky, Ada Pangkat Letda dan Sertu

Prada Lucky sempat kabur saat izin ke kamar mandi, namun ditemukan di rumah ibu asuhnya, Ibu Iren, dan dibawa kembali ke markas.

Penganiayaan Pertama

Di kantor Staf-1/Intel, Prada Lucky dianiaya oleh beberapa senior menggunakan selang.

Penganiayaan Lanjutan

Rabu, 30 Juli 2025:

Empat prajurit lainnya kembali melakukan pemukulan terhadap Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton Bulan di rumah jaga kesatrian.

Akibat penganiayaan ini, Prada Lucky mengalami muntah-muntah.

Perawatan di Rumah Sakit

Sabtu, 2 Agustus 2025:

Prada Lucky dirujuk ke RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, untuk menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Kematian Prada Lucky

Rabu, 6 Agustus 2025:

Prada Lucky meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Aeramo.

Pemakaman

Sabtu, 9 Agustus 2025:

Jenazah Prada Lucky dimakamkan dengan upacara kemiliteran setelah dua hari disemayamkan di rumah duka.

Penyelidikan dan Penetapan Tersangka

Minggu, 10 Agustus 2025:

Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengumumkan bahwa 4 prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Subdenpom IX/1-1 di Ende.

Senin, 11 Agustus 2025:

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengunjungi rumah duka Prada Lucky di Kupang, NTT, dan menyampaikan bahwa total 20 anggota TNI telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk satu perwira.

Rekonstruksi dan Proses Hukum

Rekonstruksi kasus direncanakan untuk dilakukan sebelum pemeriksaan lanjutan.

Para tersangka telah dibawa ke Kupang untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Tuntutan Keadilan oleh Keluarga

Ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo, menuntut keadilan atas kematian anaknya.

Tanggapan TNI

Komandan Brigif 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, menyatakan bahwa kasus ini diserahkan kepada penyidik Polisi Militer.

Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, menegaskan pentingnya investigasi yang transparan dan profesional.

Kisah tragis ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih humanis dan bebas dari kekerasan.

Berita Terkini