TRIBUNJAMBI.COM - Universitas Jambi (UNJA) menjadi tuan rumah dalam pembukaan acara “Asean Synergy of Heritage” pada Selasa (5/8/2025), bertempat di Auditorium Lt.1 Gedung Unifac UNJA Mendalo.
Acara ini digagas oleh Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (RI).
Acara ini menjadi ajang sinergi dan diplomasi budaya antarnegara ASEAN dalam melestarikan dan mengembangkan warisan kebudayaan.
Acara dibuka secara resmi dengan penabuhan rebana oleh Rektor UNJA, Helmi, bersama Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Budaya Kementerian Kebudayaan RI, Endah Tjahjani Dwirini, S.S., M.Phill.
Acara ini dihadiri oleh Direktur dan Subdirektorat Kementerian Kebudayaan RI, Sekretariat ASEAN, Delegasi dari negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste, dan perwakilan dari Instansi Pemerintah Provinsi Jambi. Turut hadir jajaran Wakil Rektor UNJA, Kepala Biro, Dekan dan Wakil Dekan UNJA, Dosen dan Mahasiswa.
Rektor UNJA, Helmi, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan RI atas terselenggaranya kegiatan ini dimana UNJA berkesempatan menjadi tuan rumah kegiatan.
“Kami ingin menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Diplomasi, Budaya, Promosi, dan Kerjasama Kebudayaaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang telah menggagas dan menyelenggarakan kegiatan pada hari ini. Momentum strategis ini menegaskan bahwa langkah UNJA dengan sinergi dengan Kementerian untuk menuju Universitas Jambi Unggul. Tentu dengan kolaborasi dan komitmen bersama diantaranya dengan membangun, terus melestarikan, dan menjaga kebudayaan di Provinsi Jambi. Kita berkomitmen untuk itu,” ujar Rektor.
Baca juga: Wabup Tebo Jambi Mediasi dengan Para Pendemo yang Minta Kades Jambu Diberhentikan
Sementara Dirjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama, Kementerian Kebudayaan RI, Endah Tjahjani Dwirini, S.S., M.Phill, menyampaikan komitmen Indonesia dalam mengembangkan diplomasi budaya di tingkat internasional.
“Program ini merupakan bagian dari komitmen kami sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan di Indonesia, untuk meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional, termasuk memperkuat diplomasi budaya. Oleh karena itu, kami memandang pentingnya memperkuat kerja sama internasional di forum kawasan seperti ASEAN, dalam kerangka ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint, untuk membangun identitas ASEAN yang inklusif, memperkuat ketahanan kawasan melalui keberagaman budaya, serta mendorong kontribusi budaya bagi perdamaian, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Endah Tjahjani Dwirini, S.S., M.Phill.
Acara dilanjutkan dengan sesi seminar yang membahas pelestarian budaya berkelanjutan dan identitas budaya ASEAN dan sesi presentasi dan diskusi oleh delegasi dari setiap negara-negara ASEAN dan Timor Leste.