Saat masa jabatan kedua Presiden Jokowi mendekati akhir, Matutina mengikuti isyarat Jokowi dalam lanskap politik yang berubah.
Alih-alih mendukung calon dari partai Jokowi (PDI-P), dukungan informal Jokowi beralih kepada Prabowo Subianto – yang bergabung dalam koalisi dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Matutina dan Solmet pun memberikan dukungan mereka kepada pasangan Prabowo–Gibran dalam pemilihan presiden 2024.
Dalam kampanye tersebut, Matutina menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo–Gibran, berperan dalam mengoordinasikan upaya relawan dan jaringan akar rumput.
Identitas ganda Silfester Matutina sebagai loyalis Jokowi dan pendukung kampanye Prabowo-Gibran menggambarkan jembatan antara basis pendukung Jokowi dan kubu Prabowo.
Matutina sendiri mengklaim bahwa langkah ini konsisten dengan kehendak Jokowi, menyatakan bahwa mendukung tim Prabowo melalui Gibran merupakan perpanjangan dari kepemimpinan Jokowi.
Baca juga: BEREDAR Kabar Rumah Jaksa Febrie Adriansyah Digeledah Polisi, Ini Kata Kejagung
Kemenangan pasangan Prabowo–Gibran dalam pemilihan presiden 2024 menegaskan peran jaringan relawan dalam politik Indonesia. Sebagai kelanjutan kemenangannya, Matutina diangkat ke dalam entitas BUMN.
Pada Maret 2025, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Silfester Matutina sebagai Komisaris Independen di ID Food (PT Rajawali Nusantara Indonesia).
Pengangkatannya diresmikan melalui surat keputusan menteri pada 18 Maret 2025. Para pemimpin relawan menyambut baik langkah ini, dengan Syafrudin “Gus Din” Budiman, koordinator aliansi relawan Prabowo-Gibran, menyatakan bahwa kehadiran Matutina dalam BUMN menunjukkan bahwa figur relawan dapat terlibat langsung dalam pembuatan kebijakan pemerintah.
Dalam peran barunya, Matutina diharapkan dapat memberikan kontribusi pada program ketahanan pangan nasional dan inisiatif penyediaan makanan bergizi gratis.
Citra Publik dan Kontroversi
Silfester Matutina telah membangun reputasi sebagai figur yang vokal dan polarisatif dalam politik Indonesia. Ia sering muncul di acara debat politik dan talk show televisi, di mana ia dengan gigih membela pemerintah dan berdebat dengan suara oposisi.
Gaya debatnya yang konfrontatif telah menimbulkan beberapa kontroversi besar yang semakin meningkatkan profil publiknya.
Salah satu insiden yang paling mencuat adalah bentrokan dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pada Mei 2017, dalam sebuah protes di depan Kantor Kepolisian Nasional, Matutina menyampaikan pidato penuh semangat di mana ia menuduh Jusuf Kalla terlibat dalam korupsi dan nepotisme, dengan klaim bahwa Kalla hanya memperkaya keluarganya dengan mengorbankan rakyat.
Pernyataan tersebut dianggap fitnah, sehingga anak Kalla dan pihak terkait mengajukan laporan polisi terhadap Matutina, dan kasus tersebut dibawa ke pengadilan.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis terhadap Matutina karena fitnah, dengan hukuman awal satu tahun penjara, yang kemudian ditambah menjadi 1 tahun 6 bulan (18 bulan) melalui proses banding.
Gaya bahasa dan temperamennya kembali menjadi sorotan pada tahun 2024 melalui serangkaian konfrontasi di layar kaca. Pada 3 September 2024, ia tampil dalam acara talk show nasional Rakyat Bersuara di iNews TV, bersama dengan tokoh kritikus pemerintah seperti Rocky Gerung.