Dalam 10 tahun terakhir, SPI telah berhasil memperluas organisasi hingga saat ini sudah ada di 29 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
tidka hanya itu, SPI juga berhasil mempertahankan dan memperjuangan tanah seluas 600 ribu hektare, membangun Kawasan Daulat Pangan dan kampung reforma agraria, mengembangkan pertanian agroekologi, kebijakan reforma agraria serta pembaruan agraria menjadi peraturan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pada tingkat global, SPI telah berhasil mendorong lahirnya UNDROP (Deklarasi PBB tentnag Hak Asasi Petani dan Orang yang Bekerja di Pedesaan).
Sebagai organisasi massa perjuangan, SPI juga senantiasa menjadi garda terdepan untuk mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak kepada kesejahteraan rakyat, seperti Undang Undang Cipta Kerja. Dalam hal politik, SPI sukses membangun partai politik bersama dengan kekuatan buruh.
Sejalan dengan hal itu, Kongres V SPI ini menjadi momentum untuk meneguhkan perjuangan SPI dengan persatuan ekonomi dan politik kerakyatan, seuai dengan tema kongres “Menggalang Persatuan Politik dan Ekonomi Kerakyatan untuk Memperjuangkan Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan Menuju Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
Solidaritas internasional turut disampaikan oleh Koordinator La Via Campesina, Morgan Ody. “Sejak awal La Via Campesina berdiri, SPI telah memainkan peran kunci dalam gerakan petani internasional.
Kami sangat berterima kasih kepada SPI atas komitmen terhadap internasionalisme kaum tani dan upaya untuk mengubah dunia agar tidak ada lagi ada kelaparan dan setiap orang dapat hidup bermartabat. Kita akan terus berjuang bersama menuju masyarakat yang adil, dimana petani mendapatkan bagian yang layak dari dunia ini,” pungkasnya
Ferry Juliantono dalam kesempatan ini, menyampaikan pidatonya terkait Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang baru saja diresmikan kemarin (21/07/2025). Sejalan dengan itu, Ferry menyampaikan harapannya agar Koperasi Petani SPI yang sudah ada bisa berjalan berdampingan dengan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ini, dengan tujuan terbentuknya persatuan ekonomi kerakyatan.
“Dengan gerakan bersama kita untuk membangun persatuan ekonomi, dan insyaAllah akan kita buat persatuan politik ke depannya. Untuk hari tani ke depannya, kita bisa buat kerja sama antara buruh, petani, dan koperasi. Koperasi desa merah putih ini juga sudah dibuat sebagai proyek strategis nasional, jadi tidak hanya soal revisi UU Koperasi, tetapi juga UU Sistem Perkoperasian sebagai sokoguru perekonomian di Indonesia,” ujarnya.
“Mudah-mudahan Kongres kelima SPI ini bisa merumuskan persatuan ekonomi kita, setelah itu sama-sama kita mewujudkan persatuan politik,” tambahnya.
Kongres V SPI ini akan berlangsung hingga 25 Juli dan mencakup berbagai agenda strategis seperti Musyawarah Petani Perempuan; Musyawarah Pemuda Tani; Musyawarah Koperasi Petani Indonesia; sidang permusyawaratan organisasi SPI; dan Pertemuan Petani Transmigran yang akan dilaksankan pada 25 Juli mendatang sebagai penutup rangkaian kongres.