“Saya bilang ke dokter, dok ini kayaknya butuh di CPR. Soalnya ini kemungkinan makin berat.
"Akhirnya Pak Surjana itu dibaringkan ke lantai. Jadi dilakukan CPR oleh tim medis di sini,” jelas Garna.
“Gak lama datang, dinaikkan ke ambulan. Sambil di CPR, kemudian dibawa ke klinik.
"Setelah kira-kira 14 menit kemudian saya dikabari bahwa bapak sudah meninggal,” tambahnya.
Garna juga mengungkapkan bahwa Surjana menjalani ibadah haji seorang diri, tanpa anggota keluarga yang mendampingi.
Kondisinya awalnya cukup baik, namun mulai menurun usai menyelesaikan rangkaian ibadah di Armuzna.
Sebagian besar rangkaian ibadah Surjana bahkan dibadalkan oleh jemaah lain karena kesehatannya tidak memungkinkan.
“Kalau yang sunah-sunah Pak Surjana gak pernah ikut. Waktu di Mina pun, lepas umrah, selalu dibadalkan. Jadi beliaunya di tenda, dibadalkan oleh jamah yang lain.
"Itu memang karena beliau tidak kuat. Apalagi kan dari tenda Mina itu kan turunnya pakai tangga jauh. Beliau gak sanggup. Jadi selalu dibadalkan,” terang Garna.
“Waktu ibadah pun sama. Jadi didorong ke kursi roda. Tapi beliau sehat, ngobrol, segala macam. Cuma memang mengeluh, datuk, lemas dan sesak napas,” tambahnya.
Pihak kloter juga sudah menghubungi keluarga Surjana untuk menyampaikan kabar duka.
Sementara barang-barang milik almarhum akan dikembalikan kepada pihak keluarga.