Malam berikutnya, Iran membalas dengan "Operasi True Promise 3" terhadap Israel dan menembakkan rudal balistik, yang memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.
Pertempuran tersebut kini telah berlangsung selama empat hari, dengan serangan rudal dan pesawat nirawak terbaru terjadi pada Senin (16/6/2025) dini hari.

Komandan Perang Reza Najafi Tewas
Sebelumnya, satu petinggi Iran kembali tewas atas serangan Israel.
Kali ini Komandan Korps Ansar Al-Mahdi bagian dari IRGC tewas dalam serangan rudal Israel.
Diketahui, komandan bernama Reza Najafi terkena serangan rudal hingga mengakibatkan satu prajuritnya juga menjadi korban tewas.
Kini sudah 220 orang, termasuk pejabat militer, ilmuwan, wanita dan anak-anak yang tewas diserang Israel sejak hari Jumat lalu.
Sebelumnya Israel pada (16/6/2025) pagi juga mengklaim telah menyerang markas besar Pasukan Quds IRGC di Teheran.
Dikutip dari Iran International, pasukan Quds bertanggung jawab untuk memproyeksikan kekuatan militer Iran di Timur Tengah.
"Di markas besar ini, para anggota Quds merencanakan aksi teroris terhadap Israel melalui cabang-cabang rezim Iran di Timur Tengah," ungkap militer Israel.
Serangan-serangan Israel ini membuat Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi meminta negara-negara Islam untuk bersatu.
Araqchi telah mendesak negara-negara Islam untuk mengambil tindakan kolektif terhadap meningkatnya pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Mengutip IRNA, Araqchi mengatakan agresi tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Selain itu, serangan Israel telah menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas regional dan global, seraya menambahkan hal itu menggarisbawahi bahaya impunitas.
"Kekebalan hukum ini mendorong agresi dan kejahatan lebih lanjut," kata Araqchi.