Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) Sumatera Utara (Sumut) melakukan aksi menuntut Yusuf Leonard Henuk dicopot sebagai Guru Besar Fakultas Pertanian USU.
Aksi tersebut digelar di depan Kantor Biro Rektor pada Selasa, 2 Februari 2021.
Adapun yang melatarbelakangi kasus ini adalah cuitan Yusuf Henuk di akun Twitternya @profYLH pada 2 Januari 2021 silam. Saat itu, Yusuf Henuk melontarkan kata-kata yang ditujukan pada Natalius Pigai.
“Pace @NataliusPigai2 beta mau suruh ko pergi ke cermin lalu coba bertanya pada diri ko:"Memangnya @NataliusPigai2 punya kapasitas di negeri ini?". Pasti ko berani buktikan ke @edo751945 & membantah pernyataan @ruhutsitompul yang tentu dapat dianggap salah,” tulis Yusuf L Hanuk sambil menyertakan foto Pigai dengan monyet yang sedang bercermin.
Tak cuma itu, Yusuf juga menghina orang Papua, dengan menyebut orang Papua bodoh.
"Terbukti orang Papua memang bodoh soalnya orang Papua dianggap pintar seperti @NataliusPigai2 bisa dibodohi oleh si 'Lucifer' @VeronicaKoman. Semua orang Papua dikuasai 'Lucifer/Iblis' jadi merusak iman Kristiani semua. Di manakah peran gereja di Papua?' tulisnya di Twitter @ProfYLH. Namun cuitan itu telah dihapusnya setelah dilaporkan.
Cuitan Yusuf Leonard Henuk ini mendapat kecaman dari sejumlah pihak karena sebuah tindakan rasisme.
Karena dikecam dan didemo mahasiswa, Yusuf Leonard Henuk bersikukuh tak akan meminta maaf atas cuitannya di Twitter yang menyebut orang Papua bodoh.
Ia tetap berpegang pada klarifikasi yang sudah disampaikannya di Twitter, bahwa frasa 'orang Papua bodoh' yang ia tulis hanya dialamatkan kepada orang-orang Papua yang membela aktivis HAM Veronica Koman dan Natalius Pigai.
"Saya tidak maulah (minta maaf). Saya bukan anak kecil. Mereka paksa saya minta maaf, saya tidak akan minta maaf. Biarlah kita tunggu hukum. Tunggu aja. Jangan kita main di sini," ujarnya usai menghadiri pertemuan dengan Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) yang kuliah di USU, Selasa (2/2/2021) silam.
Saat berdebat, seorang mahasiswi Papua menyampaikan dengan nada berapi-api bahwa Yusuf telah merusak nama baik USU. "Saya tidak mau ada dosen prof seperti bapak di sini. Kita tidak bicara politik segala macam. Bapak sudah merusak nama baik USU, sebagai guru besar USU. Di Twitter orang bukan tanya Prof Yusuf nya, tapi dosen mana begitu. Orang tau bapak dosen USU," ujar mahasiswi tersebut.
Yusuf langsung membalas ucapan mahasiswi itu dengan klarifikasi yang sebelumnya ia sampaikan. "Klarifikasi saya kalau kamu lihat, ditujukan ke Lucifer, si Veronica Koman. Dia selalu jual orang Papua. Jadi kamu jangan marah. Hasilnya sudah jalan di sana. Yang kamu bilang itu kita tunggu ahli bahasa, bukan kamu yang dari Papua," kata Yusuf.
Yusuf juga mengatakan bahwa dirinya tidak takut dipenjara karena cuitannya itu. Ia juga yakin, kalaupun ia dipenjara, hukumannya tak akan lama.
"Kalau saya kalah, kan saya punya nama. Kalau saya masuk penjara, ya syukur lah. Saya bukan pencuri dan bukan korupsi besar-besaran. Paling ini 3 tahun. 6 bulan lah rata-rata,"katanya pula.
Lantas karena masalah tersebut Yusuf Leonard dikeluarkan dari USU dan dimutasi ke Tarutung, Sumut, berdasarkan Surat Rektor USU nomor 2498/UNS.I.R/SDM/2021 pada 3 Maret 2021.
Dalam surat tersebut, Yusuf Henuk jadi Guru Besar di Institute Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.
Terhitung mulai 5 maret 2021, Prof. Yusuf Henuk resmi mengabdi di IAKN.
Setelah mengabdi di Tarutung, Tapanuli Uatara, ia malah tersandung kasus penghinaan terhadap Bupati Nikson Nababan dan dieksekusi Kejaksaan Negeri Tapanuli Utara.
3. Pernah minta jadi menteri ke Presiden Jokowi karena mengaku pendukung setia
Terungkap juga, bahwa Yusuf pernah minta jatah menteri ke Presiden Jokowi.
Ia meminta jatah menteri melalui surat yang ia kirim melalui jasa pengiriman, ke alamat Istana Bogor Jalan Ir H Juanda Nomor 1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor.
Selain surat lamaran, ia juga menyertakan curriculum vitae (CV).
Dalam foto yang beredar, Yusuf mengaku sebagai pendukung setia Jokowi.
Dia menyampaikan keinginan untuk ditunjuk sebagai pengganti dua menteri yang ditangkap KPK.
Ia juga sesumbar punya pengalaman dan kemampuan melebihi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).