Rumah-rumah warga berjejer di sepanjang jalan.
Beberapa di antaranya sekaligus menjadi tempat usaha.
Ada yang membuka warung kelontongan, menjual makanan dan minuman, oleh-oleh, dan usaha lainnya.
Sekitar 15 menit berlalu, tibalah di ujung jalan yang disambut dengan pemandangan laut.
Di sinilah Tanjung Solok.
Hiruk-pikuk Nelayan
Tanjung Solok layaknya perkampungan warga pesisir yang dominan nelayan.
Hiruk-pikuk nelayan yang hendak melaut maupun pulang dari melaut sangat terasa.
Di dermaga sederhana bertiang kayu-kayu dan beralas papan-papan, nelayan menambatkan kapalnya sepulang melaut.
Mereka silih berganti menaikkan hasil tangkapan ke atas dermaga.
Ada ikan, udang, cumi, kepiting, kerang, dan lainnya.
"Ini dapat ikan malong," ujar Nasir, seorang nelayan, sembari menunjukkan ikan itu.
Di atas dermaga sederhana, ada yang menarik hasil tangkapan nelayan menggunakan tali dan alat pengait.
Mereka adalah warga yang bekerja di lapak pengepul atau penampungan hasil tangkapan nelayan.
Pekerja-pekerja itu menggotong hasil tangkapan nelayan menggunakan keranjang ke tempat pengepul yang hanya berapa meter dari dermaga.