TRIBUNJAMBI.COM, MUARA TEBO - Delapan orang warga Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi keracunan setelah makan madu klanceng di hutan.
Peristiwa itu terjadi di Dusun Sentano, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Selasa (12/11/2024).
Dua dari delapan korban keracunan massal warga Suku Anak Dalam di Tebo itu meninggal dunia.
Korban meninggal dunia masih anak-anak.
Informasi yang diperoleh Tribun dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, ada 27 warga SAD keracunan dan 3 orang anak SAD meninggal.
Data terbaru, Camat VII Koto Ilir, Anton Faksi, menyampaikan jumlah warga SAD yang keracunan madu di Dusun Sentano yakni delapan orang.
"Yang meninggal dua orang anak-anak. Dua orang lagi sedang dirawat di Puskesmas Tuo Pasir Mayang, masih bisa diselamatkan. Dan empat orang dewasa, orang tua dari korban itu, rawat jalan," ujarnya.
Anton menuturkan awal mula warga Suku Anak Dalam keracunan, setelah makan madu tulut yang diambil dari pohon.
"Biasanya madu itu tidak beracun. Mungkin bekas kayu itu yang membuat mereka keracunan, karena kayu yang nempel pada madu itu pahit," ungkapnya.
"Mungkin itu gejalanya kami tengok. Kami dak berani jugo ngambil kesimpulan, ahli nanti yang bisa menjelaskan," sambungnya.
Dua orang yang meninggal dunia, kata Anton, setelah ada pemeriksaan, langsung dimakamkan di Dusun Sentano.
"Mereka berdua sudah dimakamkan di Dusun Sentano," pungkasnya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan, Ari Setiawan, mengatakan informasi yang didapat dari keluarga korban adalah salah satu keluarga yang mendapat makanan dari hutan (madu klanceng) setelah sekitar 20 menit korban mengeluh pusing.
"Ada delapan orang yang mengkonsumsi makanan itu anak-anak ada 3,5 orang dewasa," ujarnya Rabu (13/11/2024).
Dari tiga orang ini, satu orang sempat kritis di dan diberikan pertolongan medis di Klinik Bidan Dwinta KM 26.