"Jadi memang harus kita akui, kita harus memberikan makan dengan jumlah yang sangat besar itu bukan hal yang mudah."
"Dan mungkin ini untuk pertama kalinya, Sumatera dan Aceh bertepatan tuan rumah acara sebesar PON," ucapnya.
"Bayangkan ada tiga kali jam makan serentak. Kita harus mengirimkan lebih dari puluhan ribu."
"Jadi memang awal pasti ada assesmen, ada adaptasi, tapi kita harus apresiasi bagaimana langkah cepatnya dan cara masing-masing daerah ini mitigasi risiko ke depannya," jelasnya.
Dito juga meninjau pusat pengemasan konsumsi PON XXI di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Negeri Medan, Jumat (13/9/2024).
Selain mengecek aktivitas para pekerja di sana, Dito juga mencicipi makanan yang tersedia.
Menu yang dikemas dalam bungkus kotak berisi sayur kol, sepotong ayam goreng tepung, sambal, dan buah jeruk.
Menu yang disajikan di tempat tersebut bukan untuk atlet, tetapi untuk perangkat pertandingan dan ofisial tim yang bertanding di PON.
Dito kemudian menyantap makanan tersebut dengan begitu lahap.
Sajian sayur, nasi hingga potongan ayam dicobanya semua.
"Lapar, enak (menunya)," ujar Dito sambil tertawa.
Kata dia, ukuran ayam di nasi kotak tersebut sudah cukup besar.
"Kalau segini ukurannya, oke," ujarnya sambil menyantap ayam tersebut.
Dito lalu mengatakan, untuk standar makan bukan untuk atlet, nasi kotak tersebut sangat layak dikonsumsi.
"Aman banget, kalau bukan untuk atlet," ujarnya lagi berseloroh.