Berita Jambi

2 Bulan Stok Obat di RSUD Abdul Manap Kota Jambi Kosong, Pasien Terpaksa Tebus Obat di Luar RS

Penulis: M Yon Rinaldi
Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tribun Jambi Edisi 31 Mei 2024, pasien di RSUD Abdul Manap Kota Jambi terpaksa tebus obat di luar RS

RSUD Abdul Manap Kota Jambi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejak beberapa bulan terakhir, stok sebagian obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Manap Kota Jambi, kosong.

Imbasnya, pasien terpaksa membeli obat-obatan di luar apotek rumah sakit.

Andreas Prasetyo, satu di antara pasien yang melakukan kontrol rutin di RSUD Abdul Manap, mengatakan sebagian persediaan obat di apotek RSUD memang ada yang kosong. Itu diketahuinya sejak dua bulan terakhir.

Biasanya, Andre melakukan kontrol bulanan secara rutin ke poliklinik jantung RSUD, karena sedang mengalami sakit pembengkakan jantung.

Dia sudah kontrol rutin sejak 2023, sebulan sekali, berupa pemeriksaan dokter dan pemberian obat.

Awalnya obat yang tersedia di apotek rawat jalan RSUD aman dan lancar.

Baca juga: Warga Terpaksa Tebus Obat di Luar Apotek RSUD Abdul Manap Jambi, Sebagian Stok Kosong Sejak 2 Bulan

Baca juga: Aldi Langsung Serahkan Diri ke Polisi Usai Hujamkan 21 Tusukan Tetangga: Dendam Lama

Tapi, sekira dua bulan ini, sebagian jenis obat yang harus dikonsumsinya ternyata tidak tersedia, terutama obat yang berhubungan dengan syaraf dan jantung.

Petugas apotek RSUD memberi tahu bahwa stok obat sedang kosong, dan mempersilakan pasien mencari di luar rumah sakit.

Pada bulan pertama stok obat di apotek RSUD kosong, petugas mengatakan akan menghubungi Andre apabila obat telah tersedia.

Namun sampai sekarang, dia tidak pernah dihubungi.

Pada bulan selanjutnya, bulan kedua sejak stok kosong, kondisi yang sama masih terjadi, beberapa jenis obat masih kosong.

"Kali ini petugas apotek mengatakan, silakan cari obat di luar dengan resep dari rumah sakit. Kami bon dulu, nanti hubungi nomor ini," ujar Andre menyampaikan kalimat dari petugas apotek RSUD Abdul Manap.

Akhirnya, agar mendapat obat, warga Mayang, Kota Jambi, itu harus menebus di apotek luar RSUD dengan harga kisaran Rp200 ribu-Rp300 ribu.

Padahal, apabila membeli di apotek RSUD, dia tak perlu merogoh kocek karena merupakan peserta BPJS Kesehatan.

Andre juga mengungkapkan beberapa pasien yang kontrol dan antre obat di apotek RSUD Abdul Manap juga mengeluhkan stok obat yang kosong.

"Kalau pas antre kemarin, beberapa pasien juga bilang obatnya mereka juga kosong," lanjutnya.

Baca juga: DPRD Jambi Tolak Angkutan Batu Bara Dibuka, Jika Jembatan Aur Duri 1 Tak Diperbaiki

Antre dari Distributor

Terkait persoalan tersebut, Direktur RSUD Abdul Manap Kota Jambi, dr Rudi Maruli H Pardede, mengatakan bahwa pemesanan obat sedang antri dalam pengiriman dari distributor.

"Hal ini disebabkan karena saat ini pemesanan obat-obatan lewat sistem e-Katalog, tidak bisa manual lagi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terpenuhi," ujarnya, Kamis (30/5).

Untuk sementara, Rudi mengarahkan pasien agar ke rumah sakit lain dahulu untuk mencari obat-obat yang sedang kosong stok. Namun, untuk obat yang stoknya masih tersedia di RSUD, tetap dapat dilayani.

"Untuk stok obat yang masih ada, tetap kita layani," jelasnya.

Uangnya Belum Ada

Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi, Jefrizen, memberi tanggapan perihal sebagian stok obat di RSUD Abdul Manap yang kosong.

Menurutnya, kekosongan obat itu lebih disebabkan karena rumah sakit tidak memiliki uang alias dana.

"Kondisinya kan uangnya belum ada. Karena, kalau distributor ini tidak mau ngasih, karena utang lama belum dibayar. Kondisinya seperti itu," kata Jefrizen.

Kata dia, berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit, piutang obat-obatan mencapai Rp7,5 miliar.

"Kita sudah lakukan hearing dengan pihak rumah sakit, rekomendasi kita kemarin itu agar masalah ini cepat diselesaikan. Kata pihak rumah sakit masih menunggu dana kapitasi dari BPJS Kesehatan," tuturnya.

"Di samping itu, rumah sakit ini sudah BLUD. Meski sudah BLUD rumah sakit ini masih mendapatkan suntikan dana dari APBD Kota Jambi untuk tahun 2024 ini," tambah Jefrizen.

Dia mengatakan suntikan dana dari APBD Kota Jambi 2024 belum bisa dicairkan karena terbentur administrasi pemerintahan atau dikenal dengan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

"Mungkin kalau sudah cair bisa digunakan untuk beli obat. Kami mendorong agar dana tersebut bisa segera dicairkan. Seingat saya itu sekitar Rp20 miliar yang bisa digunakan untuk beli obat dan operasional lainnya.

Saya sudah sampaikan masalah ini ke Pj wali kota, supaya masyarakat tidak terhalang untuk berobat. Infromasinya sudah lebih dari tiga bulan stok obat ini kosong, sudah berlarut-larut," jelasnya.

Selain persoalan stok obat yang kosong, belakangan juga muncul masalah insentif tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut juga belum dibayarkan.

Menanggapi hal ini, jadi dengan mengatakan jika hal itu mungkin masih dapat dimaklumi oleh tenaga kesehatan yang ada di sana namun persoalan obat ini yang menjadi vital dan harus cepat dasarkan karena menyangkut masyarakat luas.

"Karena orang sakit perlu obat, kalau obat tidak ada, warga harus ke rumah sakit lain. Orang datang jauh-jauh mau berobat ternyata obatnya tidak ada," katanya.

Dampak Stok Sebagian Obat Kosong

+ Pasien harus cari ke tempat lain

+ Pasien harus merogoh kocek

+ Pihak RSUD bilang karena soal e-Katalog

+ Pihak DPRD bilang imbas dana belum ada

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 202, Perbedaan Watak Tokoh Binatang

Baca juga: Warga Terpaksa Tebus Obat di Luar Apotek RSUD Abdul Manap Jambi, Sebagian Stok Kosong Sejak 2 Bulan

Baca juga: Respon Presiden Jokowi Usai Disebut Putusan MA Demi Kaesang Maju di Pilkada

Berita Terkini