Penyebab Gajah Mati di Tebo Mulai Diselidiki
TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Penyebab gajah mati di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi kini masuk ke tahap penyelidikan.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehitanan (KLHK) kini tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab gajah yang mati itu.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu tim penegakan hukum (Gakkum) KLHK.
Namun dia enggan memberikan komentar lebih lanjut karena sedang proses penyelidikan.
"Nanti akan kita sampaikan semuanya. Sekarang kita masih tahap penyelidikan," katanya, dikonfirmasi Kamis (23//5/2024).
Terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Teguh Stiyanto, mengatakan kematian gajah betina yang diberi nama Umi ini sedang ditangani oleh tim gakkum KLHK.
Dia mengungkapkan Gajah Umi telah dipasangi GPS Collar pada awal tahun ini.
Mulanya gajah masih berkumpul dengan kelompoknya.
Baca juga: Kepala Gajah Umi di Desa Sumay Tebo Penuh Luka
Baca juga: Gajah Mati di Konsesi PT LAJ Tebo Jambi, Tim Bawa Organ ke Laboratorium Padang
Baca juga: Bangkai Gajah di Tebo Jambi Ditemukan di Kebun Sawit
Sehari sebelum kematian gajah, petugas menemukan adanya pergerakan yang tidak normal.
Kemudian petugas langsung bergerak untuk memantau gajah secara langsung.
Namun esoknya, tepatnya Selasa (2/5) gajah ditemukan mati di area kebun sawit.
"Kami memantau, pada tanggal 30 April malam itu masih normal. Terdeteksi tidak normal itu pada tanggal 1 Mei. Kami sudah tahu itu tidak normal dan terus bergerak ke area perkampungan. Lokasinya ini kan tidak ada signal, akhirnya teman-teman memutuskan untuk patroli dan mengecek pada tanggal 2 Mei," jelas Teguh.
Dia menjelaskan bahwa gajah tersebut sudah lama tidak menjelajahi area tersebut.
Namun dia menegaskan bahwa lokasi matinya gajah itu merupakan lintasan mamalia bertubuh besar.
Lokasi Gajah Umi ditemukan mati berada di daerah berbatasan antara Kecamatan Sumay dan Serai Serumpun sekitar kordinat 1°06'35.8"S 102°21'45.5"E.
Lokasi matinya gajah tersebut merupakan area konsesi PT Lestari Asri Jaya (LAJ).
Area tersebut diketahui telah ditanami sawit oleh masyarakat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunjambi.com, pemilik lahan lokasi matinya gajah itu merupakan N seorang aparatur sipil negara (ASN).
GPS collar yang terpasang dibadan gajah sempat diambil oleh ASN dan diserahkannya kepada aparat penegak hukum.
Sementara itu, Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) Donny Gunaryadi, mengungkapkan adanya ancaman nyata terhadap gajah.
Menurut dia, dari aspek perencanaan, sebetulnya rencana dalam melindungi satwa liar sudah bagus.
"Tetapi dalam eksekusinya masih lemah. Sehingga masih ada terjadi kasus-kasus seperti ini. Ini memang perlu kesadaran bersama dan keseriusan untuk menjamin satwa dilindungi dapat nyaman hidup," pungkasnya. (Tribunjambi.com/ Wira Dani Damanik)
Dapatkan Berita Terupdate Tribunjambi.com di Google News