Pembunuhan Sopir Taksi Online Jambi

Butuh Uang Tebus Motor yang Digadai Jadi Motif 2 Mahasiswa Bunuh Driver Taksi Online di Jambi

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi terkini 2 tersangka begal dan pembunuhan sopir taksi online di Jambi yang jasadnya dibuang di Jalan Ness, Batanghari.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Terlilit hutang jadi motif pembunuhan Rusdianto, driver taksi online Maxim di Jambi, yang dilakukan 2 mahasiswa asal Tebo.

Tersangka Hafif Tramubia mengakui telah melakukan pembunuhan Risdianto serta membuang jasadnya di kawasan Jalan Ness Batanghari.

Dia mengungkapkan, alasannya membunuh driver Maxim Rusdianto adalah untuk menguasai mobil jenis Xenia yang dibawa korban.

Hafif dan Agam, tersangka pelaku pembunuhan terhadap driver Maxim, Risdianto. (TRIBUNJAMBI/RIFANI HALIM)

Hafif alias Afif menyebut mobil digadaikan kepada R, karena dia sedang membutuhkan uang membayar utang.

"Butuh uang bayar (menebus) motor (yang digadaikan) bang, jumlahnya Rp 8 juta," kata Hafif yang kini duduk di kursi roda, Senin (16/4/2024).

Pembunuhan tersebut tidak dilakukannya sendiri. Dia dibantu oleh temannya, Agam Santoso (19), pemuda yang berasal dari Kabupaten Tebo.

Mereka berdua melakukan pembunuhan berencana. Lokasi Agam dan Hafif merencakannya adalah di tempat kost.

Sebagai bagian dari rencana itu, mereka menyiapkan alat bantu berupa karet ban dalam.

Alat itu pula yang digunakan untuk menjerat leher korban di dalam mobil saat tiba di Sungai Duren, Muarojambi.

Sesuai dengan yang direncanakan, mereka melakukan pemesanan taksi online melalui aplikasi Maxim di Mal Jamtos.

Baca juga: Kisah di Balik Tewasnya Risdianto Sopir Taksi Online yang Dibunuh Sehari Jelang Hari Raya Idulfitri

Baca juga: Motif Pembunuhan Driver Maxim di Jambi, Tersangka Hafif Mengaku Terlilit Utang

Mereka mengatur titik penjemputan di Jamtos, dan titik antar di Sungai Duren. Nyawa korban dihabisi di titik pengantaran.

Hafif yang diduga menjadi otak pelaku pembunuhan ini minta maaf kepada keluarga korban atas tindakan mereka berdua.

"Saya meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar dia, lalu meminta polisi menjauhkannya dari awak media.

Terlihat Hafif duduk di korsi roda, menggunakan baju tahanan. Kaki kiri dan kanan dilapisi perban untuk menutupi bekas luka tembak.

Menurut keterangan polisi, Hafif yang merupakan mahasiswa di Jambi, sempat melawan saat akan ditangkap.

Halaman
123

Berita Terkini