TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dalam sesi tanya jawab kedua debat capres terakhir, Akademisi UIN STS Jambi Burhanuddin menyoroti pertanyaan soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Menurutnya harus ada kebijakan dari pemerintah pusat maupun daerah agar UKT yang diberikan kepada mahasiswa bisa dipenuhi oleh semua orang.
Namun, dalam debat kali ini, ia menilai semua capres belum ada yang memberikan solusi terkait dengan UKT mahasiwa yang membeni para mahasiswa karena jumlah yang tidak sedikit.
"Paslon tidak ada yang konsisten membahas mengenai penurunan UKT, kemudian pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang benar-benar tidak mampu, skema cara pemberiannya, tidak dibahas sama sekali padahal itu sangat penting," ungkapnya.
Hal ini menurutnya sangat penting karena berbicara generasi penerus bangsa yang berhak mendapat pendidikan yang layak.
"Kalau ini tidak konsisten diberikan, tidak tau negara ini kedepan mau dibawa kemana," ucapnya.
Karena pemenuhan UKT ini wajib, namun jika mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak berhasil memenuhi UKT maka imbasnya pendidikannya akan terhenti.
"Imbasnya kepada mahaswa tidak segan segan tidak membayar (UKT) dan minggat dari kampus, dan ini memprihatinkan, Ini harus menjadi perhatian," ucapnya.
Ditambah lagi kata dia, untuk persoalan beasiswa banyak yang tidak tepat sasaran dan tidak inklusif.
"Karena kedekatan tertentu seharusnya dia mampu tidak menggunakna beasiswa tapi ada kedekatan dengan orang dalam sehingga mereka dapat," ujarnya.
Dan praktik praktik seperti ini tentu merugikan dunia pendidikan.
Baca juga: Akademisi UIN STS Jambi: Bansos yang Diberikan pada Masyarakat Harus Produktif
Baca juga: Disinggung Soal Masalah Perempuan, Anies Baswedan Tak Puas dengan Jawaban Prabowo Subianto
Baca juga: Debat Capres Bahas Pendidikan, Akademisi UIN STS Jambi Setuju Beban Administrasi Dosen Dikurangi