PSDS Deli Serdang sedikit lebih baik dari segi capaian poin, karena mereka berhasil mengumpulkan 6 poin dari enam pertandingan yang mereka mainkan.
Namun, meski tidak berada di posisi juru kunci, Traktor Kuning tetap menjadi tim yang memiliki defisit gol paling banyak.
PSDS Deli Serdang minus lima gol, mencetak 12 gol dan kebobolan 17 gol dalam prosesnya.
Satu momen yang tak terlupakan adalah ketika tim yang bermarkas di Stadion Baharoeddin Siregar ini takluk 9-0 saat melawat ke markas Nusantara United.
Lebih lanjut, meski bukan juru kunci, PSDS dan Persikab Bandung merupakan dua tim yang harus degradasi ke Liga 3, dengan keduanya sama-sama mengumpulkan 6 poin.
Penderitaan terberat dialami Sada Sumut FC yang gagal mencatatkan satu poin pun di playoff degradasi.
Mendatangkan mantan pelatih Sriwijaya FC, M Yusup Prasetiyo tak membuat Laskar Simbisa bangkit dari keterpurukan.
Alih-alih mendongkrak performa, tim yang sebelumnya bernama Karo United itu justru kalah melulu di enam laga yang mereka mainkan di sepanjang babak relegasi ini.
Mereka mengumpulkan 0 poin, mencetak 6 gol, dan kebobolan 20 gol, mencatatkan defisit 14 gol pada akhirnya.
Laskar Simbisa bahkan selisih 10 poin dari Perserang Banten yang berada di posisi ketiga, yang juga degradasi ke divisi ketiga.
Capaian Sada Sumut FC menjadi yang terburuk di putaran kedua Liga 2 Indonesia 2023/2024 dengan tidak satu pun poin mereka dapatkan.
Dengan dua tim Sumut degradasi ke Liga 3 musim depan, PSMS Medan menjadi satu-satunya yang tersisa di Liga 2.
Mereka diperkirakan akan kembali bersaing dengan sesama wakil Sumatera seperti Sriwijaya FC, PSPS Riau, hingga salah satu dari Semen Padang FC dan Persiraja Banda Aceh, jika salah satunya tidak promosi ke Liga 1.
Baca juga: Daftar 4 Tim Lolos ke Semifinal Liga 2 dan 8 Tim yang Degradasi ke Liga 3
Baca artikel bola tribunjambi.com lainnya, kini bisa melalui Google News