Secara teori, banjir di sana lebih luas dan durasinya lebih lama.
Kalau dilihat dari situasi banjir di hulu dan wilayah tengah, Kota Jambi akan mendapatkan kiriman air yang lebih jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Catatan Walhi Jambi, paling tidak lima tahun terakhir ini wilayah hulu Kerinci dan Sungaipenuh selalu mengalami banjir.
Fakta tersebut sudah lebih dari cukup membuktikan bahwa wilayah hulu yang seharusnya memiliki fungsi menyerap atau mengikat air, tidak bekerja dengan baik.
Apa akibatnya?
Wilayah tengah, Sarolangun, Tebo, Bungo dan Batanghari, akan mendapatkan limpahan air yang jumlahnya sulit diperkirakan. Jika wilayah hulu dan hilir sudah mengalami surplus air dan berakibat banjir, maka wilayah hilir seperti Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Muaro Jambi dan Kota Jambi akan mendapatkan tekanan air yang didorong dari wilayah hulu dan tengah.
Kota Jambi Siaga 2
Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, mengatakan daerah yang terdampak banjir hingga Senin (14/1) bertambah.
"Hari ini sudah delapan kecamatan yang terdampak banjir," ungkapnya.
Pemkot Jambi sudah siap menanggulangi bencana banjir dan telah menyiapkan tim siaga banjir.
Semua sudah siap, mulai tenda hingga perahu karet.
"Logistik untuk masyarakat terdampak banjir juga sudah siap," timpalnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi, Mustari, mengatakan dua hari lalu ada enam kecamatan yang terdampak, kini menjadi delapan.
"Kini Danau Teluk, Pelayangan, Telanaipura, Danau Sipin, Pasar Jambi, Jelutung, Jambi Timur dan Paal Merah," ujarnya.
Sementara jumlah kelurahan yang terdampak sudah mencapai 18 kelurahan, naik dari hari sebelumnya yang 12 kelurahan.