TRIBUNJAMBI.COM - Sejak pukul 00.00-06.00 WIB, Selasa (9/1/2024), Gunung Merapi mengeluarkan 22 kali guguran lava.
Menurut amatan BPPTKG, 22 kali guguran lava mengarak ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter.
Selain itu 3 kali guguran lava ke arah Bali Boyong dengan jarak luncur maksimum 1200 meter.
Selain itu, tercatat ada sejumlah gempa.
40 guguran dengan amplitudo : 3-27 mm, dan durasi : 45.76-147.44 detik.
Tektonik Jauh terjadi 1 kali, amplitudo : 5 mm, S-P : tidak terbaca, dan durasi : 234.12 detik.
Menurut pengamatan meteorologi, cuaca berawan.
Baca juga: Soal Makan Siang TKD Prabowo-Gibran di Rumdis Bupati Tanjab Barat, Bawaslu Tentukan Ada Pelanggaran
Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7.0 Guncang Pulau Karatung Sulawesi Utara, BMKG Warning Gempa Susulan
Baca juga: KPU Provinsi Jambi Sudah Terima 2,7 Surat Suara DPD RI, Langsung Didistribusikan ke Daerah
Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 18.3-20 °C, kelembaban udara 73-97.5 persen, dan tekanan udara 871-918 mmHg.
Secara visual gunung jelas.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 200 m di atas puncak kawah.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Dikutip dari Tribun Jogja, pemantauan BPPTKG menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.