"Semenjak kejadian itu sering terjadi percekcokan masalah gaji. Sebelumnya juga sering cekcok, namanya mama (Tuti) dikhianati. Kata (Yoris) 'Aa pernah marah, mukul golok ke motor gara-gara mamah nangis melihat Y dan M (Yosep dan Mimin) boncengan'," akui Yoris.
Di momen pertengkaran kedua orangtuanya, mendiang Amel lah diakui Yoris yang kerap melawan Yosep.
Terlebih Amel ikut menguasai yayasan tersebut bersama sang mama, Tuti Suhartini.
"Bendahara itu bu Tuti. Jadi keuangan itu yang menguasai Tuti dan Amalia, di situ lah ribut. Amel itu sering kalau menurut keterangan Yoris itu (Amel) sering melawan (Yosep)," kata Leni Anggraeni berdasarkan cerita Yoris.
Dugaan Yayasan Bina Prestasi Nasional jadi biang kerok pembunuhan itu sempat diungkap mantan bendahara yayasan, Dedi.
Dalam kanal Youtube Heri Susanto, Dedi bahkan blak-blakan mengurai rincian dana BOS yang didapat pihak sekolah guna yayasan Yosep menjalani program pendidikan.
Diungkap Dedi, ada tiga tahapan cairnya dana BOS untuk kepentingan siswa SMK di yayasan milik Yosep.
Bahkan setelah kematian Tuti dan Amalia, dana BOS tersebut kembali dicairkan oleh pihak yang diduga Yosep.
"(Total dana BOS untuk yayasan di tahun 2021 adalah) Rp1,3 miliar, ini belum tambahan lagi BOSDA dari Pemda, nilai Rp97 juta," kata Dedi.
Karenanya, Dedi pun meyakini motif kasus Subang adalah lantaran yayasan.
"Ya motifnya pasti yayasan, karena harta," ujar Dedi.
Atas dugaan itu pula lah polisi akhirnya melakukan penyelidikan terhadap yayasan tersebut.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan bahkan telah berkoordinasi dengan pihak bank untuk membuka buku rekening Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Kita akan komunikasi dengan bank untuk membuka buku rekening sekaligus aliran ke mana," ujar Kombes Pol Surawan dilansir dari Tribun Jabar.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami apakah Yayasan tersebut dijadikan sebagai alat untuk tindak pidana pencucian uang atau tidak.