Wakil Ketua DPR RI itu berharap kehadiran Kaesang di dunia politik bisa memberikan warna dan suasana yang segar bagi demokrasi di Indonesia.
"Dan itu selamat berjuang di dunia politik dan tentu ini menjadi kekuatan yang patut dipertimbangkan buat kita semuanya menyambut dengan serius," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, merespons pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal Kaesang Pangarep yang kini menjabat Ketua Umum PSI.
"Kenapa harus diwaspadai? Kaesang memiliki hak politik untuk memilih partai yang dinilainya sesuai dengan aspirasi dan sejalan dengan visinya," katanya kepada wartawan.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu meyakini Kaesang memiliki penilaian sendiri atas keputusan politiknya.
"Sekalipun beliau anak Presiden Jokowi, tentu Pak Jokowi akan memberikan kepercayaan kepada Mas Kaesang untuk memimpin PSI," pungkas Ace.
Puan: Bukan Manuver
Muncul isu bahwa Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI merupakan manuver keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang Pemilu 2024
Namun, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, tak menganggap keluarga Presiden Jokowi melakukan manuver jelang Pemilu 2024.
Itu dikatakannya, untuk menyikapi penunjukan putra bungsu Presiden Jokowi menjadi Ketua Umum PSI.
"Siapa yang nganggap (itu manuver)? Saya enggak, biasa saja," kata Puan saat ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Anggapan manuver itu muncul lantaran Kaesang merupakan satu-satunya keluarga Presiden Jokowi yang berbeda partai.
Namun, Puan menepis pendapat itu.
Bajkan, Puan pun memberikan ucapan selamat kepada Kaesang.
"Makanya tadi saya bilang selamat, kepada Mas Kaesang sudah menjadi ketua umum," ujarnya.
Puan pun mengajak Kaesang untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).
"Ayo Mas Kaesang ikut PDIP saja yuk (dukung Ganjar)," ungkapnya.
Puan mengatakan PDIP merupakan partai yang selalu terbuka dengan semua partai politik (parpol) yang ingin bergabung.
"Kan saya selalu mengatakan bahwa PDIP selalu terbuka. Kami akan selalu bersilaturahmi," ujarnya.
Di sisi lain, Ketua DPR RI ini menerangkan semua partai memiliki strategi masing-masing untuk memenangkan capres yang didukung.
"Namun memang sebuah partai itu mempunyai strateginya masing-masing dalam apa namanya, merangkul kemudian memenangkan capresnya," ucap Puan.
Ganjar Ucapkan Selamat
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo memberikan ucapan selamat kepada Kaesang Pangarep yang didapuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Ya Selamat untuk Mas Kaesang," kata Ganjar saat ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Kaesang merupakan satu-satunya keluarga dari Presiden Jokowi yang berbeda partai.
Sementara Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming Raka saat ini terdaftar sebagai kader PDIP.
Demikian pula menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution yang saat ini masih terdaftar sebagai kader PDIP.
PSI Jambi Optimistis Menang
Di Provinsi Jambi, penunjukan Kaesang Pangarep sebagai Ketum PSI mendapat sambutan kader partai tersebut.
"PSI Jambi menyambut gembira ria, sukacita atas diangkatnya bro Kaesang Pangarep Putra Bungsu Jokowi sebagai Ketua Umum," kata Ryan Afrianto, Sekretaris DPW PSI Jambi, Selasa (26/9).
Dia berharap penetapan Kaesang sebagai ketum baru mampu membawa spirit baru, energi dan semangat baru bagi seluruh pengurus dan kader PSI Jambi untuk menatap kemenangan bagi PSI pada 2024.
Dengan penunjukan adik Wali Kota Solo itu, Ryan mengaku membawa dampak positif bagi kader PSI. Seluruh kader menjadi semakin optimistis bisa meraih kemenangan di Pemilu 2024 mendatang.
"Pastinya, PSI optimis menghadapi pemilu 2024 besok sesuai jargon PSI menang, pasti menang," ungkapnya.
Di sisi lain, PSI Jambi juga mengucapkan terima kasih atas pengabdian Giring Ganesha yang membawa PSI menuju arah lebih baik.
"PSI Jambi juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bro Giring sebagai ketum lama atas dedikasi beliau selama memimpin partai selama ini dan sudah membuat besar PSI di Indonesia," tuturnya.
Orkestra Politik Dua Kaki
Keputusan Kaesang akan berdampak pada nasib Joko Widodo di PDI Perjuangan. Pasalnya, partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu memiliki aturan yang tegas dan tertuang dalam AD/ART soal satu keluarga tidak boleh berbeda partai.
Analis politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, menilai itu tentu saja membuat PDIP merasa tidak nyaman. Bahkan, kondisi ini bakal mengubah konstalasi politik di PDIP dalam menuju Pilpres 2024.
"Apakah Jokowi tidak tahu hal tersebut? Pasti tahu. Ketentuan itu ada di AD/ART PDIP nomor 25a. Jadi Jokowi sudah tahu risikonya bisa dipecat," kata Ginting, Selasa (26/9).
Ginting mengatakan pemecatan pernah terjadi pada Gubernur Maluku, Irjen Polisi (Purn) Murad Ismail.
Belum lama ini, Murad yang merupakan Ketua DPD PDIP Maluku dan istrinya menjadi calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Murad langsung dicopot dari posisinya sebagai Ketua PDIP Maluku dan sekaligus dipecat dari PDIP.
"Jadi kita tunggu saja, apakah PDIP berani memecat Jokowi serta anaknya Gibran dan mungkin juga menantunya Boby," ungkapnya.
Selain itu, kondisi ini makin memperlihatkan adanya konflik Jokowi dengan Megawati, dimana pada pemilu 2024, Jokowi mungkin tidak lagi berpihak ke PDIP.
"Skenario politiknya, Jokowi akan mendorong PSI agar bisa lolos menjadi partai politik di parlemen sesuai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen pada Pemilu Legislatif 2024," kata Ginting.
Ginting juga menilai Kaesang Pangarep bakal dijadikan kendaraan politik presiden Jokowi jelang habis masa jabatan Oktober 2024, mendatang.
Hal ini menandai bahwa Jokowi akan membawa serta keluarganya hengkang dari PDIP.
"Masuknya Kaesang ke PSI merupakan penetrasi dan sikap politik Jokowi jelang lengser dari kursi kepresidenan pada Oktober 2024 mendatang. Mungkin Jokowi merasa tidak nyaman jika tetap berada di PDIP," kata dia.
Menurutnya, kondisi ini sangat berbeda ketika dua mantan presiden sebelumnya ketika lengser.
Seperti Megawati Sukarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih mengendalikan PDIP dan Partai Demokrat.
Sementara Jokowi tidak bisa karena tidak memiliki partai.
"Jokowi bukan siapa-siapa di PDIP setelah dia lengser, karena PDIP praktis masih dikuasai Megawati.
Karena itu Jokowi perlu sebuah partai politik sebagai tempatnya berlabuh setelah lengser,” ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu.
Menurut Ginting, usia Jokowi yang menginjak 63 tahun terhitung muda karena masih bisa beraktivitas sosial dan politik.
Kemudian didukung juga oleh anak dan menantunya yang masih memungkinkan terus berkiprah menjadi kepala daerah, baik sebagai wali kota/bupati maupun gubernur.
"Putra Jokowi Gibran Rakabuming tentu saja berpeluang untuk menjadi Gubernur Jawa Tengah atau pun DKI Jakarta jika Jokowi masih menjadi presiden.
Begitu juga dengan menantunya Boby Nasution, berpeluang menjadi Gubernur Sumatra Utara. Itulah kemungkinan rencana politik Jokowi pada 2024," papar Ginting.
Lebih jauh, dia menilai, sejak awal ada tanda-tanda PSI akan menjadi kendaraan politik bagi keluarga Jokowi, di mana elite PSI beberapa kali menyatakan partainya tegak lurus dengan Jokowi.
"Masuknya Kaesang ke PSI bisa dilihat pertamakali saat gambarnya terpasang di sejumlah ruas jalan Kota Depok, Jawa Barat.
Kaesang akan diusung PSI menjadi bakal calon walikota Depok. Itulah simbolisasi politik," jelas Ginting. (tribun jambi/danang/tribunnews.com/faryyanida/rahmat/fersianus/chaerul/taufik/chaerul/reza/fersianus/yuda)
Baca juga: 12 Bisnis Kaesang Pangarep Sebelum Jadi Ketua Umum PSI, Nama Usahanya Simpel Banget
Baca juga: Mister X Pendamping Ganjar Pranowo Mengerucut, Syarat dan Ciri-cirinya Diungkap Harry Tanoe