Pilpres 2024

Respon PDIP dan Gerindra Soal Isu Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024

Editor: Darwin Sijabat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melihat respon PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra soal isu duet Ganjar Pranowo dan Prabowo atau Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024.

TRIBUNJAMBI.COM - Melihat respon PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra soal isu duet Ganjar Pranowo dan Prabowo atau Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024.

Sebab isu duet kedua bacapres tersebut terus mencuat.

Menguatnya isu keduanya akan berduet itu lantaran belum mengumumkan sosok pendampingnya.

Meski wacana duet Prabowo-Ganjar terus berhembus kencang, namun dari partai politik pendukungnya tetap kokoh pada keputusannya.

Dimana, baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Suabianto tetap dimajukan sebagai Capres.

Tentu, ini akan menjadi jalan buntu bagi partai politik masing-masing capres untuk menduetkan Prabowo-Ganjar.

Respon PDI Perjuangan

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, Ganjar Pranowo akan tetap menjadi
calon presiden (Capres).

Baca juga: Jika Ganjar dan Prabowo Subianto, Formasi Mana Berpeluang Menang Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar?

Baca juga: Pengamat Sebut Duet Anies-Cak Imin Tak Sampai ke Meja Pendaftaran KPU

Baca juga: Fakta dan Pengakuan Keluarga Ajudan Pribadi Kapolda Kaltara Tewas di Kamar Rumdis, Ada Luka Tembak

Dia menegaskan itu, kalaupun Prabowo Subianto diisukan bakal dipasangkan bacapresnya.

"Jadi siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo, posisinya pak Ganjar adalah calon presiden. Yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo. Kami saling melengkapi, tidak beririsan tapi saling memperkuat basis pemilih dan didukung relawan," kata Hasto, Jumat (22/9/2023).

"Terkait dengan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar sudah mengalami kajian yang mendalam
tinggal menunggu momentum yang tepat nantinya akan diumumkan oleh Ibu Megawati," tambah
Hasto.

Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mendengarkan masukan dari para
ketua umum partai dan berdialog berulangkali dengan Presiden Jokowi.

"Sehingga mohon sabar nanti akan diputuskan yang terbaik sebagai pasangan yang saling melengkapi dan melanjutkan estafet kepemimpinan Pak Jokowi, bergerak cepat untuk kemajuan Indonesia Raya. Menaruh perhatian pada petani, buruh, nelayan, guru dan lain-lain. Karena pendidikan sangat penting sebagai penopang kemajuan," ungkap dia.

"Dan Pak Ganjar dengan SMK-nya menjadi best practice kepala daerah bagi anak-anak tidak mampu untuk dilatih revolusi mental, pengusaaan keterampilan. Bahkan banyak yang bekerja di luar negeri,"
beber Hasto.

Partai Gerindra Tak Memaksakan Diri

Sementara, Waketum Partai Gerindra Habiburokhman menanggapi wacana adanya duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Baca juga: Pro Kontra Isu Dua Poros di Pilpres 2024, Duet Prabowo-Ganjar Menguat

Gerindra, kata Habiburokhman, menghormati jika Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menggulirkan peluang adanya duet Prabowo-Ganjar.

Apalagi, keduanya memang memiliki kemiripan ideologis.

"Kami tentu menghormati PDIP partai besar. Kami punya kemiripan secara ideologis, lalu secara politik juga kami punya kesamaan sikap bahwa kita sama-sama memandang prestasi pemerintahan
saat ini sangat bagus dan harus dilanjutkan," kata Habiburokhman.

Namun begitu, dia tidak menampik memiliki kendala untuk mewujudkan duet Prabowo-Ganjar.

Yakni, baik Prabowo maupun Ganjar sama-sama diusung menjadi bacapres di Pilpres 2024. 

"Secara teknis, kami mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres, itu keputusan resmi partai dan sekarang didukung oleh beberapa partai politik. Pak Ganjar juga demikian adanya, ditetapkan oleh
rekan-rekan di PDIP sebagai capres," jelasnya.

"Tentu kita tidak akan memaksakan diri, nggak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres berarti bisa maju dua-duanya," sambungnya.

Di sisi lain, dia pun mengaku tidak masalah jika akhirnya Prabowo dan Ganjar justru harus bersaing di Pilpres 2024. Akan tetapi, keduanya bisa bersaing dengan semangat persaudaraan.

"Jadi kalau toh kita akhirnya bisa bertanding, bertandingnya pun dalam semangat persaudaraan,
karena frekuensi besarnya sama, hanya soal memang kita sama-sama sudah dicapreskan dan itu
sudah keputusan resmi partai masing-masing," jelasnya.

"Itu yang saya belum ada pemikiran, kita belum kepikiran bagaimana solusinya ya," ujarnya.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25
November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu
anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI.

Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Hasil Autopsi Dibeberkan, Kematian Brigpol SH karena Luka Tembak Tembus Jantung dan Paru

Baca juga: Pembahasan Soal CPNS 2023 Tes Intelegensia Umum

Baca juga: Fakta dan Pengakuan Keluarga Ajudan Pribadi Kapolda Kaltara Tewas di Kamar Rumdis, Ada Luka Tembak

Baca juga: Kabar Gempa Hari Ini Minggu 24 September 2023 Terjadi di Samosir Sumatera Utara

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Berita Terkini