"Nanti akan diputuskan oleh Pak Prabowo secara kekluargaan berdasarkan asas musyawraah mufakat kolektif kolegial," ujarnya.

Sementara itu, Kang Emil panggilan akrab Ridwan Kamil mengakui sempat berkomunikasi dengan Megawati Soekarnoputri saat pembangunan monumen nasional Bung Karno.

"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, di mana saya ikut mensupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," katanya ditemui di Kemendagri, Jakarta.

Menurutnya, komunikasinya dengan Megawati tak melulu terkait Pemilu 2024.

"Jadi, komunikasi iya tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujar Kang Emil.

Kang Emil tak hanya bertemu Megawati, melainkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bakal calon presiden Anies Baswedan, dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

"Saya itu komunikasi dengan semuanya, ada dengan Pak Prabowo, ada dengan Bu Mega, ada dengan Pak Anies, Pak Surya Paloh sebagai pribadi ya, bahwa dalam komunikasi ada hal-hal politik, (tapi) tidak semuanya begitu," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku saat ini masih melihat dinamika yang ada.

Namun, soal kemungkinan dirinya maju dalam Pilpres dalam hal ini potensi cawapres, Kang Emil mengakui dirinya memang masuk dalam beberapa survei.

Meski demikian, Kang Emil akan menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Menurutnya, saat ini yang dilakukan adalah menunggu takdir untuk maju di Pilpres.

"Saya per hari ini kan selalu ikut arahan dari ketum partai Golkar, bagaimana dan sebagainya kita tunggu saja takdir yang terbaik buat saya, buat Indonesia," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Golkar Tetap Ajukan Airlangga Hartarto Jadi Cawapres Prabowo

Baca berita terbaru  Tribunjambi.com di Google News