TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Direktur Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya batal menjual beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan) dengan kemasan 1 kilogram (kg).
Buwas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa wacana mengeluarkan beras SPHP kemasan 1 kilogram hanya jika tidak ada bantuan pangan.
"Kemarin ada wacana kita akan siapkan beras dengan kemasan 1 kg. Itu kemarin wacana akan kita lakukan bilamana tidak ada bantuan pangan," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip pada Sabtu (9/9).
Sekarang, sudah ada bantuan sosial (bansos) beras dari pemerintah ke 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tersebar di seluruh provinsi dengan volume masing-masing 10 kg beras.
Buwas mengatakan, bantuan itu menjadi upaya membantu masyarakat yang tidak mampu membeli beras SPHP 5 kg.
"Sekarang sudah ada bantuan pangan dari pemerintah 10 kg untuk KPM, maka yang (beras SPHP kemasan) 1 kg kami tarik, tidak jadi kami realisasikan," ujarnya. Harga beras SPHP per kilogram kini dibanderol sebesar Rp10.900 setelah naik dari Rp9.450.
Diberitakan sebelumnya, Perum Bulog akan menyediakan beras SPHP tak hanya dalam bentuk kemasan 5 kilogram, tapi juga 1 kilogram.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, hal itu sebagai upaya pihaknya menyediakan alternatif bagi masyarakat yang tak bisa membeli beras SPHP kemasan 5 kilogram.
"Bulog juga akan membuat packaging yang 1 kilogram. Jadi masyarakat yang nanti tidak bisa membeli 5 kilogram, akan diberikan yang nanti 1 kilogram," kata pria yang akrab disapa Buwas, usai melakukan sidak stok beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8).
Mantan Kepala Bareskrim Polri itu mengatakan, akan secepatnya melakukan pendistribusian dari beras SPHP kemasan 1 kilogram.
"Pokoknya kita akan secepatnya dan akan sesuaikan. Kita kan sudah ada produksinya 1 kilogram, tinggal nanti kita edarkan kebutuhan masyarakat seperti apa yang sekarang ada," ujar Buwas.
Saat ini, Bulog tengah mengkonsentrasikan pendistribusian beras SPHP dengan kemasan 5 kilogram. Nantinya, untuk yang 1 kilogram, akan disuplai ke warung-warung.
"Yang kita konsentrasikan adalah 5 kilogram ini. Masyarakat ini kan membutuhkannya yang 5 kilogram untuk satu minggu minimal ya. Kita penuhi dulu," ujar Buwas.
"Nanti kalau di warung-warung yang butuh 1 kilogram. Dulu kan saya pernah buat juga sama yang 250 gram, tapi ternyata masyarakat tidak membutuhkan itu. Nah sekarang mungkin butuh itu bisa kita adakan lagi," lanjutnya.
Dalam kesempatan sama, Buwas juga mengungkap alasan Bulog tak lagi mendistribusikan beras dalam bentuk curah atau 50 kilogram (kg).